Percayalah,ada pelajaran dibalik itu.

on Saturday, April 30, 2011

Selama kurang lebih 1 bulanan gue mengalami stress berkepanjangan. Ok,plis ya temen-temen jangan ketawain gue karena alasan yang satu ini. Jadi gue adalah pengurus atau staff dari suatu organisasi bernama IMTI atau disebut dengan ikatan mahasiswa teknik industri bidang SIWA yang kepanjangannya kreasi mahasiswa. Jujur aja ya hidup gue emang ga lepas atau ga jauh-jauh dari dunia olahraga dan seni, musik khususnya. Hm,bidang ini emang gue banget tapi tetep aja kayaknya partner-partner gue di bidang ini rada’2 ga klop karena mereka “gaol-gaol” *bahasanya,wek*. Nah masing-masing staf SIWA harus menjadi penanggung jawab dari salah satu cabang yang dikompetisikan di ajang Teknik cup, fyi: teknik cup adalah acara bergengsi di fakultas teknik ui, isinya kompetisi olahraga-olahraga. Nah pas penentuan mau megang cabang apa, ya gue jawab aja atletik..hem,bukannya sombong tapi gue cukup merasa berkompeten di cabang ini. Ok,pilihan ini gue asal jawab aja tanpa pemikiran lebih lanjut.

Gue udah buru-buru cari-cari atlet dengan nanya ke senior yang bisa gue tanyain. Udah gue sms-in orang-orangnya. Gimana ya, pas sms gue takut banget karena masalahnya yang gue sms itu senior. Takut men,iya takut. Di sms itu gue perlu perkenalan dulu ini elsa-TI’10. Gini deh berhubung gue orangnya ga famous jadi khawatir mereka pada gak tau gue. Itu jauuuuuuuuuhhhhh jauuuuhhhhh hari sebelum hari H gue udah sms-in orang-orangnya. Itupun masih banyak cabang yang bolong-bolong karena emang yang harus gue cari kira-kira 31 orang. MENNNNNNN! Ternyata banyak bangettt *gue baru ngitung pas nulis ini lho*. Mana lo harus tau nyari atlet untuk atletik itu ga semudah nyari atlet basket yang emang udah ada kapten dan kelihatan karena sering ada kompetisi. Nah atletik???mungkin kalo masih ada pelajaran olahraga kayak pas SMA bakal keliatan. Nasib banget gue orangnya jarang nongol di kantek atau di jurusan jadi jarang ketemu sama temen sejurusan. Nih kebanyakan gue cari atlet lewat sms men, karena sekali lagi gue jarang berinteraksi sama temen sejurusan *wets ini karena gue lebih sering nongkrong di marching band,behehehhehe*. Kalo ketemu atlet yang gue sms-in pun gue ga berani nyapa atau sekedar nanya-nanya buat mastiin. Gebleg,nih males banget gue. Bahkan gue sampe mengindari kantek karena takut ditanya-tanyain,bahahahaha.

Sampe pada H-1, GUE STRESS PARAH. Beberapa atlet mendadak ga bisa. Kelabakan gue nyari penggantinya. Gue gatau harus bilang siapa, gue takut nanya-nanya, gue takut dianggap ga becus, pokoknya yang ada di pikiran gue adalah gue yang buruk dan ga bertanggung jawab. Gatau gimana lagi, temen gue yang jadi manager jurusan agak sebel sama gue pasti (disamping gaya ngomongnya yang ketus itu). Rasanya agak gatau diri juga sih ga benar-benar sangat berusaha nyari penggantinya. Sedangkan yang temen gue itu sampe malem-malem banget rapat untuk membicarakan atletik keesokan harinya. Sebenernya atlet-atlet banyak yang belom ada penggantinya, manapula belom gue tanyain semua pada bisa besoknya atau enggak. Yang jelas gue udah stress dan gamau mikirin apa-apa lagi, dan tau ga apa yang gue lakukan?jam 11 gue udah TIDUR. Oya stress lagi temen gue bilang semua atlet tanpa kecuali harus ngumpulin IRS yang menerangkan bahwa status akademik mahasiswa tersebut aktif malem itu juga. men,ribet banget sihhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh? Udah deh dengan segala rasa sungkan dan ga enak gue pada senior-senior gue suruh pada ngumpulin. Jam 12 lewat,gue udah tertidur lelap, dan ditelpon sama temen gue. Men,ternyata dia masih rapat dan berusaha membantu gue untuk nyari atlet pengganti *yah walaupun sebelum-sebelumnya ngomongnya ga ngenakin banget*. Dan pas liat hp, ternyata bbm,sms,dan telpon numpuk,hahaha.

Pas hari H. Di pagi hari, pikiran gue semakin ga menentu. Tau gak?yang ngumpulin IRS Cuma 8 orang,shet. Panik parah bangetttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt, mana atlet-atlet belom pada fix. Berbekal bismillah aja deh gue berangkat ke stadion.

Sepanjang pertandingan ya Allah alhamdulillah banget semua cabang bisa keisi sesuai kapasitas kecuali marathon kurang 1. Tapi tetep aja komposisi atlet-atlet yang gue susun berantakan lagi karena agak kurang pas. Tetep aja ujung-ujungnya beberapa cabang harus diambil atlet cabutan yang mendadak jadi atlet.

Ok men, kembali pada judul yang jelas-jelas diatas. Pada intinya sih, walaupun sepanjang pencarian atlet itu gue stress, males, gabut, takut, ga sopan (iya gue lupa cerita kalo gue ditegur sama kabid gue gara-gara bahasa sms gue ke senior katanya ga sopan) bercampur jadi satu, gue tetep dapet “sesuatu”. Hey kalo gue ga jadi PJ atletik, mungkin selamanya gue akan jadi the invisible di mata senior-senior gue. Yaelah momen apalagi yang membuat gue jadi kenal sama mereka? Nongkrong di kantek?di jurusan? Ok ini gue males kalo harus nongkrong dan ngobrol-ngobrol gabut ga jelas, mending nonton film kan?hahahaha. seenggaknya karena inilah nanti kalo gue ketemu sama sesa,eris,rifky,aldy,alda,icha,bonbin,aspan,upil,mela,dan tomy di jalan gue ga akan cuek-cuek atau pura-pura ga liat karena takut ga dikenal, hahaha. Seenggaknya gue akan punya keberanian untuk nyapa mereka nanti,hahaha. Wokeh saudara-saudara sekali lagi gausah diketawain ya, namanya juga blog gue, ya suka-suka gue. Yang jelas gue bahagia banget akhirnya hari ini selesai juga, stress gue hilang (ya walaupun diakhiri TI yang kurang maksimal di pertandingan, dan evaluasi yang agak “nyindir”). Yeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa. Percayalah, segala yang lo lakukan bukan untuk tidak menjadi apa-apa.

To-not-to-be-“so-not” in others eyes

on Thursday, April 28, 2011

Kenapa merasa hidup tidak pernah sehebat itu?. Ini yang terjadi sama gue akhir-akhir ini. Berapa kali gue bilang “gue bosen idup”?. Ternyata hal ini terjadi kalau diri kita tidak punya cukup keberanian. Entah keberanian untuk menjadi “seseorang” atau untuk jatuh agar bangkit kembali.

Kayaknya istilah “cari aman” cocok banget buat motto hidup gue selama ini. NO, gue ga pernah sama sekali menjadikannya sebagai motto hidup paten,tapi dia seperti datang tak dijemput dan ga mau pulang-pulang.

“MALU”, ah benci banget gue nyebut kata-kata itu. Malu-lah yang menghambat segalanya. Meng-underestimate diri sendiri. Tidak berani mengambil resiko. Karena malas berinteraksi, jadi tak tersentuh hidup sosial. Hey, kenapa belum sadar juga? Hidup tak se-homogen dulu. Hidup tak bisa ditaklukkan semudah itu. Terimalah kalau hidup adalah tentang persaingan. Mau hidup lurus dengan tujuan yang tak seberapa dan orang tak menganggap siapa-siapa atau mengubah cara pandang orang lain tentangmu.

Tidak hanya bermimpi hidup senikmat dulu, tapi merubah hidup yang sekarang. Hanya jangan menganggap rendah dirimu apabila terlihat oleh para petinggi. Jangan mengubah pribadimu ketik aberhadapan dengan mereka yang tak menganggapmu. Sebenarnya kau begitu menarik,tapi kau terlalu malu jika terlihat cacatnya.

Satu lagi: kenapa tidak mencoba untuk sedikit berbasa-basi? Meskipun basa-basi adalah ketololan yang menurutmu bukanlah apa-apa.

stop being "Miss Galau"

Kalau merasa belum menemukan hidup yang baru, yang pernah begitu sekejapnya hancur dan seketika membuat hari kelabu. Syndrom galau berkepanjangan. Kenapa harus stop jadi miss galau? Kayakya gue benci terus-terusan mengintrogas diri sendiri karena masalah lama. Masalah lama memang telah lalu, bukan berarti motto hidup berubah jadi “life is never flat”.

“yang kemarin menganggun hidupmu, tidak lagi memperdulikanmu”. Biarpun jadi miss galau ataupun perawan tua seumur hidup, jangan harap kembali kasih.

Ya, gue sibuk. Bukan sibuk kuliah atau sesuatu yang melekatinya. Tapi melakukan hal-hal yang gue senangi. Bukan senang-senang bersama teman, tapi dimanapun gue menemuinya, gue ada disana. Dan melarikan diri dari tempat dimana seharusnya gue berada mengemban tanggung jawab sampah (ok,ini menurut gue).

Biarkan, kalau gue bisa melepas stress dan “galau”, yang penting nyaman. Tidak ramai, yang penting tak membuat gontai. Bahkan ketika bertemu kerabat lama, dan apa yang akan terjadi selanjutnya?entahlah tapi gue lagi merasa terspesialisasi

Madah Bahana

on Wednesday, April 20, 2011

nanti gue akan ceritain ada hubungan apa antara gue dan Madah Bahana.
sekilas, Madah Bahana-lah yang menyibukkan gue,mengubah hari kurang kerjaan gue jadi manusia super scheduled dan 'anak malam' dan yang paling penting: PELAMPIASAN GUE PADA ADIKSI DAN OBSESI MUSIK, dimana kehidupan kampus ini ntah tidak lagi menjadikan gue seorang drummer atau keyboardist iseng seperti dulu.

a group of instrumental musicians called a marching band,yeah!