orang-orang gemini

on Thursday, December 12, 2013
1. pernah jadi orang terdekat. orang yang tau segala macam gono-gininya hidup gue. kedekatan ini ada karena jarak dan frekuensi. ketemu mulu tiap hari dalam jarak yang intens. konsultan semua orang karena anaknya mau dengerin orang lain (padahal orangnya cuma dengerin pasif aja sih). sekalinya baik, baik banget parah. peduli kalo orang lain belum ini itu. tapi sekalinya apatis dan moody, yaudah ga mikirin orang lain. yang sampe sekarang mau mengusahakan "sesuatu" buat gue karena termasuk salah satu dari seuprit orang yang tau "sesuatu" itu. tapi walopun udah diusahain, kayaknya belom rejeki :(. kedekatan itu sedikit demi sedikit hilang karena masalah jarak. yes, distance does matter.

2. orang paling iya-iya dan gak pernah nolak yang pernah gue kenal. orang yang punya sejuta rasa ga enakan sama orang lain. orang yang mau mengusahakan apapun buat orang lain. walaupun terkadang usahanya ga begitu berarti, haha. jadi zona nyaman semua orang karena anaknya welcome banget. yang tau perjalanan gue dari mulai naksir sama orang-jadian sama orang-sampe akhirnya putus sama orang. yang nerima dan (mungkin) mengerti kalo gue orangnya super gak sabar, super ga puas, super buru-buru, super mikirin diri sendiri, super ga suka yang spik-spik, super realistis, super konkrit, dan super lain lain. mungkin karena terlalu banyak mengiyakan orang, terkadang jadi mengecewakan banyak orang juga. orang yang paling available buat diajakin kemana-mana haha. dan gue tau busuk-busuknya, karena kita sama-sama punya keinginan busuk yang sama, bahkan punya misi busuk yang sama.

3. orang yang mau nganterin semua orang pulang. orang yang kalo ngomong ga pernah pake emosi. 1 image yang paling lekat dari semua orang buat dia: "anaknya baik banget". orang yang selalu punya respon baik. bro bro paling sabi yang belum menemukan chemistrynya haha.

4. tempat bersandar pas gue tiba-tiba jadi kue cucur. enak banget diajak ngomong karena berjiwa leadership. enak diajak diskusi karena orangnya nanggepin beneran. saking carenya sama orang, suka bela-belain sesuatu (gue sampe heran, kalo gue sih ga mungkin ngebela-belain sampe segitunya, haha). ga ikut arus, ketika massa membenci sesuatu ya dia biasa aja. sama, jadi zona nyamannya semua orang. yah ini orang yang bisa diajak both nyampah and seseriusan, haha.

5. pernah jadian sama orang ini 2 bulan.  2 tahun kemudian, paska putus sama orang lain, lari ke dia buat minta temenin nonton secondhand serenade, orangnya mau. sempet deket lagi tapi ga ada chemistry. 1.5 tahun kemudian, paska putus sama orang lain lagi, lari ke dia lagi buat nemenin "sesuatu", orangnya mau lagi, maygat, kurang baik hati apa coba?!!!. jadi orang pertama yang terpikirkan buat nemenin gue melakukan "sesuatu" dan bener kan, orangnya bersedia, orangnya mau nerima gue yang "mess" banget, dan orang yang udah bisa nebak gue mau ngapain. selalu jadi orang yang dihubungi sama orang lain kalo mau main-main ke kota sebelah, karena ya sama, orangnya paling gabisa nolak dan jadi zona nyamannya semua orang.

kalo ada yang bilang orang-orang gemini itu true friends, gue setuju banget.
xoxo, cancer (yang katanya) true lovers yet craps

get a life

on Monday, November 18, 2013
gue lagi males nulis. lagi pengen get a life, being around people. lagi menghindari momen soliter.
yang konkrit aja, ga usah cot di blog.
bye.

thank you for writing this, erin

on Thursday, October 24, 2013

Some Thoughts on Loving

Particularly, we always can tell when we are in love. We feel chemical rush, shallow breath, anxiety, which blend into one deep feeling that fulfills the heart. We start to giggle much towards unfunny things, realize that blue sky is beautiful, and wonder why we are so happy.

With these people, yes, I'm not talking about someone  you're committed to get married with, or you're in a relationship with,
I'm talking about people you love, in general,
you feel life a little bit brighter.

You surely can not define how that is happening to you, though there are several scientific facts about hormones and stuffs that affect.

We somehow just simply love. Feeling days are right when we're with them, feeling a calming sense when we can help them go through their harsh days, listen to their stories, soothe their restlessness, carry their tears, or be a shoulder to cry on.
We do it without wanting anything in return.
We just simply do. Fully, unselfishly.

When we love, sure we get to be emotional beings. We might be disappointed, might be torn, and perhaps left. But can things be worse than that? Love itself is a power. You can choose letting those negativity eat you out or let the what you have inside win.
Finally, we can learn how to overcome our fears.

Being with those whom you love brings you power to face tomorrow.

So my wish, may the love remain blooming,
whether it is a loud bright thing like fire-crackers,
or a complete silence kept in the deepest part of your heart.

Oleh-oleh dari kak Di!

on Thursday, October 10, 2013
Service engineering lecture with Diana Rikasari

Diana Rikasari. Dikenal orang sebagai fashion blogger indie yang passionate. Kata kak di, blogger bisa dibilang influencer karena apa yang ditulis engga dibates-batesin. Followers/readers di blog pun lebih loyal daripada followers di twitter. Haha, dari 300-an sekian orang yang gue follow, gue cuma loyal sama berapa gelintir orang ya? Pacar gue doang kayaknya wkwkwk.

Jadi gue dapet kabar kalau hari rabu bakalan ada kak Di diundang jadi dosen tamu di salah satu mata kuliah S2 Teknik Industri (service engineering). Berhubung gue bukan anak S2, fast-track, ataupun aslab statistik yang ambil mata kuliah itu, jadi lah gue mahasiswi sit in: numpang dateng sama duduk doang.  Dulu, yang gue tahu, Diana rikasari itu fashion blogger yang inspiring, aja. Beberapa kali baca blognya dan seru juga. Sampai cune bilang kalau dia alumni TIUI, wow. Sampai ada temen gue yang asisten lab statistik bilang kalau seorang dosen statistik ketemu sama Diana rikasari di PIM dan si ibu ini gatau kalau kak Di udah jadi orang top. Sampai si ibu dosen minta tolong kak Di buat jadi dosen tamu untuk membahas bisnis yang dia jalani sehubungan dengan service engineeringnya.

Mungkin yang kebanyakan orang tahu, kak Di adalah orang yang berani ambil resiko untuk ngejalanin apa yang dia suka. Dia lahir di keluarga banker, which is diekspektasi oleh keluarganya akan menjadi seorang banker juga. Karena gamau mengambil jurusan ekonomi, akhirnya dianjurkan untuk mengambil S1 di jurusan Teknik Industri dan lanjut S2 di International Business. Ditawari berbagai macam pekerjaan dan 2,5 tahun berkerja di multinational company terkemuka.  Dari kegiatan ngeblognya, she realize that she passion for fashion and she can monetize it. Dari kegiatan ngeblognya dia mulai di”mintain tolong” untuk mengulas berbagai macam brand, local sampai international, fashion brand sampai electronic brand. Dari 2,5 tahun dia bekerja di perusahaan sambil ngeblog abis pulang kerja, dia kumpul-kumpulin modal. Sampai pada umur 25 tahun, dia berani ambil resiko untuk resign dari perusahaan tempat dia bekerja dan memutuskan menjadi seorang entrepreneur. Dia cerita kalau modalnya itu pure dia kumpulin dari gaji dia sampai habis-habisan, engga mencoba untuk cari investor ataupun minta ke orang tua.

Saat memulai bisnisnya, yang dipikirin engga cuma sekedar “gue suka fashion, gue mau jadi entrepreneur di bidang fashion”. Engga, engga se-apatis itu. Yang namanya bisnis kalau mau survive, caranya bukan dengan merebut pasar orang, tapi cari pangsa pasar baru. Makanya butuh yang namanya diversifikasi ataupun diferensiasi produk dari saingan. Dia melihat local brand woman shoes, belum ada yang settle di pasar wedges. Sehingga fokus pasar yang diincar adalah segmen wedges. Kak Di mengakui kalau pengalaman kerjanya di multinational company membuat dia belajar banyak hal mengenai market, yang juga membuat dia mapan secara teori dan berguna untuk memulai bisnisnya.

Keep as lean as possible. Istilah ini familiar banget di telinga anak-anak Teknik Industri. Kak Di bilang dia selalu ingat itu. Selalu mencoba untuk tidak ada pemborosan dalam masalah apapun terutama biaya.
  1. Modal yang dipake sama dia untuk memulai bisnis sebagaimana udah gue bahas tadi, purely dari hasil dia nyisihin gaji. Dengan begini, alih-alih memikirkan bagaimana cara mengembalikan uang modal pada investor, kita akan lebih fokus pada bagaimana caranya membesarkan usaha. Soo gak ada waste pikiran ketakutan-ketakutan kalau kita tidak bisa membayar “hutang”.
  2. Kak Di gak punya banyak pegawai. Selagi masih cukup, untuk apa menambahkan biaya untuk pegawai.
  3. Kebanyakan orang berpikir, ketika usahanya sudah menjadi besar, sudah harus punya kantor. Rasanya ingin memajang di website resmi mereka di bagian about us kalau mereka punya kantor di xxxx building, Jl. Jendral Sudirman xxxxx. Sejauh ini Up ga punya kantor, rumahnya kantornya. Bekerja di rumah saja.

Mungkin teori differentiation product udah sangat banyak dikenal orang. Hal ini menjadikan banyak pengusaha berlomba-lomba menciptakan produk yang unik. Hal ini yang dinamakan “product oriented”. Mereka hanya berfokus mencari pangsa pasar baru dan “berharap” customer akan loyal pada produk mereka karena “produk mereka tidak dimiliki pesaing”. Disinilah masalah service engineering mulai disinggung. Service engineering dalam bahasa diartikan sebagai rekayasa jasa. Hari gini dimana manusia punya banyak pilihan atas apapun udah gabisa deh berharap customer akan loyal sama kita tanpa treatment apa-apa. Service engineering menekankan bahwa walaupun produk yang kita tawarkan adalah literally produk, aspek service tidak boleh dikesampingkan. Treatment for brand, memperkuat branding dengan meningkatkan loyalitas pelanggan, kata Kak Di!
  1. Added value. Customer’s experience. Ini TI banget. Memanusiakan manusia. Sering kan mengalami keadaan dimana lo membeli barang bukan karena butuh atau suka beneran physically tapi karena seneng sama treatmentnya.
  2. Masalah treatment ini lah yang ditawarin Kak Di di iwearup.com. Bahkan dia punya layanan konsultasi virtual dengan templated question untuk meminimalisir ketidakcocokan ekspektasi. Templated loh.
  3. Ketika sepatu lo rusak, biasanya diapain? Dibuang? Tetep dipake walaupun udah ga comfort? Cari tukang sol tapi susahnya minta ampun?. Nah Up juga menyediakan jasa reparasi langsung dikirim ke pabriknya.
  4. Nah yang lucunya……Up punya fitur send a gift yang personalized dan customized. Kak Di kasi contoh biasanya yang pake fitur ini tuh cowok-cowok yang mau kasi kado ke ceweknya. Customer bisa request sepatu akan dikirim kemana, minta dikirim jam berapa, di dalamnya ditambah apa aja (kartu ucapan berisi puisi cinta lalalala).
  5. Selain itu, Kak Di punya maksud menjadikan website iwearup.com engga cuma dikunjungi buat belanja aja, makanya ada fitur game segala. Hitmap di tiap-tiap button pun rajin dipantau untuk melihat utilitasnya. Rugi dong udah capek-capek bikin fitur ternyata ga digunaian. Selalu mencari cara dan inovasi gimana agar customer yang berkunjung ke website mengeksplor semua menu yang disajikan.
  6. Ngomong-ngomong masalah ergonomi (salah satu concern TI), Kak Di pake banget ilmu ini untuk layout websitenya. Sampai saat ini dia percaya warna button yang paling mujarab untuk membuat customer membeli adalah warna orange. Dalam mendesain sepatu pun dilakuin ukur-ukur kaki (bahasa mr. dachy) karena unsur comfort sangat diutamakan dalam pembuatannya.

Diana Rikasari, inspirasi para ciwi-ciwi

Nah begitulah Kak Di berbagi-bagi ilmu dan pengalaman mengenai product built-in with service system. Which is, itulah aplikasi nyata where engineering and management blends. TI sekali. Kalau mau gue sambung-sambungin ke ilmu keteknikindustriannya nih, ada 3 kesimpulan:
  1. Usaha yang sedang dijalankan Kak Di merupakan contoh konkrit dari Product Service System (PSS). Produk utamanya berupa barang, supportingnya berupa service atau layanan.
  2. Faktor manusia sangat perlu diperhatikan demi kontinuitas pelanggan. As simple as bikin tampilan website yang ergonomis bikin pengunjung web pengen eksplor terus.
  3. Because industrial engineer make things better, we do make everything as lean as possible. Kak Di tidak berniat untuk buka toko atau kantor, sehingga alokasi dana untuk hal tersebut bisa dialihkan ke fitur inovatif di online shopnya.

Karena cukup penasaran dengan dunia entrepreneurnya Kak Di dan yaahhh….she looks like really enjoying her job, gue iseng bertanya:
“Kak Di, jadi saya salah satu pembaca blognya Kak Di, saya sempat baca dulu Kak Di pengen kuliah di Desain grafis atau sesuatu yang artsy gitu lah. Tapi pada akhirnya Kak Di kuliah di jurusan teknik industri dan business.  Dan saya tahu Kak Di sangat passionate ke fashion. Jadi, yah saya minta istilahnya tips kak gimana menggabungkan passion itu dengan background pendidikan, karena masih banyak kan orang yang idealis banget sama passionnya”
Dan jawaban yang inspiring dari Kak Di:
“Dulu gue memang sempat berpikir untuk kuliah di jurusan desain dan sempat merasa gue salah jurusan. Tapi sekarang Thank God gue salah jurusan. Gue gak kebayang kalo gue ambil jurusan desain aja, mungkin gue akan sangat product oriented karena berpikir untuk berkompetisi hanya dari segi desain aja, gue akan stuck, karena yang namanya ide desain gabisa muncul tiba-tiba. Jadi kalo lo merasa salah jurusan, percayalah semua ilmu itu pasti ada gunanya. Dan apa yang gue pelajari ketika kuliah membuat gue berpikir secara sistematis dan struktural bukan cuma jadi random things aja.”
Nah tuh, jangan terlalu idealis sama passion lah. Kalo idealis tapi gabisa di monitize, ke laut aja lah.

By the way, Kak Di cerita bagaimana dia punya visi untuk mapan di umur 30, sehingga di umur 25 dia memilih resign dari kantornya untuk mulai berbisnis (katanya, bisnis itu akan settle setelah 5 tahun). Dan Prof. Isti juga sukses menutup sesi itu dengan sesuatu yang inspiring:
“Contoh ini Diana dia punya visi di umur 30 mau jadi apa, ngapain. Kalo direncanain aja meleset, apalagi kalau gak direncanain. Jangan let it flow kayak air mengalir ya. Air itu selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah, gak pernah ke tempat yang lebih tinggi. Kalo mau mengalir ke tempat yang lebih tinggi, harus dipompa.”
Dan tiba-tiba inget prinsipnya Steve Jobs yang intinya gini:
“Cara terbaik untuk meramalkan masa depan adalah dengan menciptakannya sekarang.”
Dan quotesnya Presiden Soekarno:
“Bermimpilah setinggi langit, sehingga apabila jatuh, kalian akan jatuh diantara bintang-bintang.”
:””””””””””)
So, kalo Elsa mimpi mau ke New York, pait-paintya nyasar di Paris lah -____________-

Intinya, gue punya cita-cita yang sama, sama banget kayak Kak Di. Abis lulus S1 gue akan mencoba bekerja di perusahaan untuk nyontek ilmunya (dan buat ngumpulin modal). Abis udah nyontek banyak, gue akan memulai bisnis gue sendiri di umur 25 (amin, atau lebih cepat lebih baik). Belum kepikiran sih bisnisnya apa, eh udah sih tapi labil dan kebanyakan justru…..dari bikin electronic shop, mini grocery store, clothing line, ekspansi usaha bapak-ibu, bikin majalah, label rekaman sampe production house -,-. Iya kebanyakan karena gue anaknya terlalu multi interested. Noooo, belum tentu multi interested. Jadi inget waktu gue diwawancara pas mau intern jadi kontributor di situs jalan-jalan: “kamu multi interested atau gatau mau kemana jadi kerjaannya jumping water kemana-mana?”, nusuk, banget.

So…..butuh banyak-banyak eksplorasi, nimbrung sana-sini, butuh banyak-banyak belajar lagi dalam masa pencarian jati diri ini. ABG banget sih.

Ibu juga bilang “Ngapain jadi pegawai, enakan kayak ibu, kalo males kerja ya gausah dateng, suruh aja karyawan. Kalo mau ke salon tinggal nyalon. Mau pulang kampung tinggal pergi gausah repot ngurus kerjaan ini itu.” Iya bu, siapa sih di dunia ini yang mau jadi pegawai selamanya, haha. Tapi seriously guys, jiwa rantau dan entreprenuernya bokap-nyokap kayaknya udah mulai nurun nih ke anak sulungnya, hehe. Doain aja bisa jadi hard worker kayak mereka :”).


Xoxo. Elza S. Calon insinyur, calon pengusaha. Pokoknya lagi labil mencari jati diri.

Berbagilah

on Wednesday, October 9, 2013
Terkadang, saran terbaik datang dari orang-orang yang netral. Orang-orang yang tidak bersentuhan secara langsung dengan masalahnya. Berbagilah sebanyak-banyaknya. Karena masalah menghampiri semua orang, maka jangan menanggungnya sendirian.

Kata teman saya, pengibaratannya adalah seperti keaadan emergency di pesawat. Bahkan ketika kadar oksigen di kabin menurun, anda harus memasang tabung oksigen untuk diri anda sendiri terlebih dahulu, bukan bayi anda, bukan orang lain.

Manusia dianugerahi logika, lantas jangan menjadi buta. Berbagilah. Berbagilah untuk menjadikan mata anda terbuka. Berbagilah. Agar tidak termakan emosi semata. Percayalah, napak tilas selalu ada. Belajarlah, belajar yang banyak dari orang-orang pintar di sekitar anda.

Why Paramore, Why Hayley Williams

on Thursday, September 5, 2013

Hayley Williams, the frontwoman of pop-punk band Paramore, yang selalu jadi role model sekaligus obsesi yang gak kesampean. Kalo gue bisa milih profesi, gue dengan gampangnya akan bilang….jadi vokalis band. Kenapa? kapan-kapan gue akan bahas di satu thread sendiri lah biar bisa ngomong panjang lebar suka-suka gue.

Gue, dulu (sampe sekarang apa ya) penganut aliran musik pop-punk yang beatnya kenceng dengan karakter vocal kuat cenderung screamo. Paramore dengan Hayley Williams-nya punya karakter yang cocok banget sama selera gue hehe. She’s not afraid to scream. This girl can really sing.

Hayley commands attention. Selayaknya seorang vokalis, dia itu center of attention yang bisa banget bawa energi ke crowd. Sepertinya Hayley tidak pernah lelah -.-. Makanya, deksripsi yang tepat untuk setiap show paramore adalah: EXPLOSIVE.

Hayley Williams punya cosmetic line, yups, MAC edisi khusus Hayley Williams yang lekat dengan orange hair with some short and quirky new bangs. Warna orens itu melekat banget sama dia. Yang gue suka, Hayley itu……effortless emo. Gayanya freak-punk tapi tetep stylish. Walaupun ber”gaul” dengan rebel pop sound enggak lantas menjadikan dia gothic atau pure boyish, identitas Hayley Williams tetep di fun-childish yang match sama jenis musiknya. Sepertinya semua hal yang dia pake (terutama gaya rambutnya yang makin lama makin freak) like it was invented for her only, it couldn’t exist before Hayley Williams, dan gak akan cocok kalo ada orang lain yang mau niru-niru.

Salam,
Elza Hastings, Hayley Williams wannabe.
Parawhore since 2008.

elsa mau makan

on Monday, September 2, 2013
beberapa terakhir ini banyak tulisan random ya. alasannya.......gara-gara dianggurin sama pembimbing. mau revisi gak ada bahan karena belom dikoreksi. padahal saya mau cepet-cepet pulang pak.

kali ini objek browsing gue adalah.......makanan. by the way, selama gue di berau, rata-rata gue makan sehari sekali. dengan kata lain, cuma makan sekali, makan siang di kantor. sisanya, enggak makan gara-gara gak suka makan makanan yang ada di kosan, mau cari makan di luar gak ada kendaraan. emang bener kata ibu kalo gue "terlalu pilih-pilih makanan" makanya kurang lemak. tau deh nanti berat badannya tinggal berapa. saking disini gak pernah makan yang enak-enak gue mengidam-idamkan hal yang sepele...semacem kfc, pizza, sushi.

dan juga kepengen makan:
1. kepiting sama lobster di:

bandar djakarta

2. steak di:
holycow steak
3. new york fish n chips di:

fish & co

The purpose of life is to live it, to taste experience to the utmost, to reach out eagerly and without fear for newer and richer experience.
People grow through experience if they meet life honestly and courageously. This is how character is built.
thing i'm excited about: experience!

Mungkin gue bukan laras

Ada rumor, jadi anak MB itu urusan akademisnya bakal kacau. Gimana enggak? Latihan 5 kali seminggu tanpa mengenal minggu ujian bahkan bisa lebih dari 12 jam sehari. gak ada alasan izin telat apalagi gak dateng buat ngerjain tugas. Bahkan ada quote lebay “death is not an excuse for missing rehearsal”. Gue sendiri udah melewati masa-masa adaptasi dimana selesai kelas gue langsung berangkat latihan MB tanpa boci-boci sampe pulang-pulang pintu kosan di udah kunci bahkan jadi gak pulang ke kosan. Gue udah melewati masa-masa ada tugas akhir semester yang mengharuskan kumpul kelompok sering-sering tapi izin telat ga diizinin. Atau masa-masa banyak banget tugas dan harus ngerjain dini hari kemudian bangun lagi pagi-pagi buta. Bahkan berkali-kali ngumpulin tugas lewat dari deadline. Dan semua itu udah bukan jadi adaptasi lagi, tapi rutinitas. dan sampe sekarang Alhamdulillah masih survive aja.

Gue beberapa kali denger anak MB yang bilang “gue kalo di kampus diem tau”. Sama, gue juga. Mungkin karena frekuensi ketemu anak MB jauh lebih banyak dibanding sama temen kampus. Walaupun gue gak gitu mingle sama temen-temen kampus gue, gue punya orang-orang yang jadi zona nyaman gue. yang gue tanya-tanyain kalo ada tugas, yang gue tebeng-tebengin kerjaannya, sampe yang jadi pengajar kalo mau ujian. Hasilnya Alhamdulillah IPK gue gak jeblok laaah.

Gue menikmati saat-saat gue duduk di kelas, mendengarkan bahan ajar dosen gue sampe jokes-jokesnya. Gue ga pernah nyatet, mending mendengarkan dengan seksama. Toh nanti bahannya juga bakal dibagiin. Dengerin dosen yang bagi-bagi pengalaman sering banget bikin gue galau masa depan. Dengerin dosen yang nerangin aplikasi ilmu TI di realitas itu seru banget. Bikin gue pengen ngeblog untuk share ilmu itu sebanyak-banyaknya. Tapi jarang dilakuin, karena banyak prioritas lain haha….gue kan gak bercita-cita jadi penulis wkwkwk. Dan gue paling sebel ketika harusnya bisa dengerin dosen yang asik guenya malah ngantuk, makanya tiap pagi gue minum kopi.

Mungkin gue bukan laras. Iya, laras komandan pasukan yang juga temen sejurusan gue di teknik industri. Laras yang mingle banget sama anak-anak TI dan bertanggung jawab besar megang anak-anak sepasukan di MB. Laras yang asisten dosen operation research. Laras yang asisten lab SEMS. Laras yang wakil kepala operasional Lomba Keilmuan Teknik Industri (LKTI) 2012. Laras yang sekertaris Teknik Cup. Laras yang Steering Comitte LKTI 2014 (bertanggung jawab sama materi lomba). Laras yang kerja praktek di Unilever lewat jalur ULIP. LARAS YANG HIGHEST GPA DI TEKNIK INDUSTRI 2010.

Gue jadi inget obrolan gue sama temen gue waktu lagi ekskursi ke Akebono:
A: “gue pengennya nanti ga kerja di pabrik atau perusahaan, bosen banget”
Els: “terus ngapain dong?”
A: “jadi konsultan”
Els: “KP di Accenture lah”
A: “susah banget masuknya. IPK aja minimal 3.8. itu sih laras doang yang bisa”
Atau overheard yang lain:
Laras: “aduh gimana nih…xxxxxxxx”
I: “lu sih sok-sokan, semuanya dikerjain”
Haha. Emang sih, laras itu semuanya dikerjain. Harus bagi-bagi 24 jamnya buat rapat teknis, latihan tambahan, kerjain tugas, hangout sama temen-temen gaulnya, dan lain-lain. Gue yakin banget CVnya penuh sama hal-hal yang keren, wkwkwk.

Sekali lagi, gue bukan laras, prestasi gue gak seheboh dia. Gue cuma mau nunjukin ada bukti konkrit orang yang bisa bagi kegiatannya. Ada seorang komandan pasukan yang gabisa ga dateng latihan tapi bisa jadi highest GPA di jurusannya. Begah juga sih gue dengerin orang yang ngeluh “aduh parah banget nih gue belom belajar” atau “gilaaa…tugas gue deadline” di jam-jam latihan. OK, manusiawi. Tapi mungkin kalo gue jadi laras ketika ada anak yang mau izin ga latihan karena mau belajar atau kerjain tugas gue akan bilang “gila lo, gue yang IPKnya setinggi langit aja bela-belain nyicil belajar sama kerjain tugas biar latihan ontime” wkwkwk. Tapi laras bukan tipe orang yang kayak gitu, dia humble dan gak pamer-pamer sama pencapaiannya. Emang sih “GPA is not everything, but it’s definitely something”. IPK sama sekali gak menjamin kesuksesan lo di masa depan. Tapi gue adalah orang yang percaya bahwa kebanyakan orang-orang yang IPKnya bagus selalu disertai dengan kemampuan teknis yang bagus.
Jadi inget percakapan seseorang:
A: “parah banget nih IP gue jeblok, bokap gue gak ngebolehin gue mb lagi”
B: “terus kalo lu udah ga MB, lu mau ngapain? Belajar terus biar nilai lu bagus?”
Well, gue gak yakin dia akan menghabiskan waktu luangnya untuk belajar. Yang ada setelah keluar dari MB lo akan super boring karena ngerasa waktu yang lo punya terlalu lowong (tergantung sih, tapi menurut beberapa sumber begitu).

Jadi, semuanya itu tergantung gimana kita semua menyiasatinya. Jangan jadikan MB sebagai penghalang akademis kalian, dan jangan jadikan akademis sebagai penghalang MB kalian.

Salam squad,

Elza Surya Athory. IKM aktif 2010. Pit cadets 2010, Bassdrum 2011-2013. 
and sorry to say................................

OUTFIT

on Friday, August 30, 2013

sebagaimana cewek kebanyakan, gue adalah pecinta belanja. pecinta outfit dari baju, sepatu, handbag, backpack, jam tangan, sampe printilan-printilannya. dulu gue penggila gossip girl, sekarang kerajingan pretty little liars. alasan kenapa nonton kedua serial itu sama, buat cuci mata sama fashion parade di sepanjang episode. selain suka yang liar-liar, gue juga suka ke mall menghampiri satu tempat ke tempat lain buat sekedar mupeng dan cek-cek harga. gue sering iseng buka-buka online shop dari instagram sampe di web resminya bukan buat beli, lagi-lagi buat cuci mata sama cek harga aja. gue juga suka baca majalah fashion dari beli toko buku sampe download e-magz via torrent. namun apa daya, guilty pleasure yang satu ini cuma bisa jadi sekedar guilty pleasure. selain karena gak punya duit, gak ada momen juga buat pake outfit yang macem-macem. kalo dulu mengaku-ngaku elza waldorf, karena sekarang udah ganti season, nama gue jadi ELZA HASTINGS.

dan sekarang gue lagi dianggurin sama si bapak pembimbing jadi seharian gue cuman browsing-browsing. hasilnya, gue super iseng cari-cari outfitnya spencer, hanna, aria, dan emily di pretty little liars. mungkin someday kalau ada yang bingung-bingung mau kasih gue kado apa, bisa beliin salah satunya :p


#marimenulismimpi: SKIING!

Berhubung anaknya suka banget kegiatan fisik, haus experience, dan pecinta perasaan bahagia saat mencoba sesuatu untuk pertama kalinya, kali ini sesuatu baru yang pengen gue coba adalah…..skiing! pengen ngerasain gimana rasanya skiing down the slopes with the rush of wind against your face and enjoying the wonderful snowy mountain landscape. sama falling inside the snow then finding my whole body buried there.

Setelah dipikir-pikir, kayaknya lebih seru ngisi honeymoon dengan rehearsing how to ski daripada dinner di santorini (tapi kalo bisa dapet dua-duanya ya bagooos). Escaping dari panasnya Indonesia ke tempat yang dingin-dingin sambil cuddling-cuddling ditemani hot chocolate, WG!.

Waktu itu gue secara gak sengaja nonton on the spot yang lagi ngebahas 7 tempat wisata es&salju terbaik di dunia. dan yang paling menarik: ST.ANTON ski resort di AUSTRIA yang cocok buat non-die hard skiers karena mengakomodasi all skiing abilities. Gak cuma terkenal karena skiing activitiesnya, st. anton lebih terkenal karena merupakan "liveliest ski resort in europe" karena banyak hotel, restoran, dan shop lining dengan jalan kaki. wuuuuuuu. gonna get there, someday, amiin.

St. Anton, Austria. sumber: google image
Shop-lining
Dan buat mengabadikan pengalaman skiing for the first time, foto-foto pake GoPro HD Hero 3 Black Edition yang ditaksir budi dan emang keren banget buat kegiatan banting-bantingan. 
GoPro Hero 3

Pulau Derawan dan Kakaban untuk tahun yang ke-20

on Thursday, July 25, 2013
Anak KP Berau Coal edisi Juli 2013
Ketika lo googling untuk mencari tahu apa itu Berau, kemungkinan hasilnya Cuma 2: Derawan dan Berau Coal. Inilah kota yang menjadi “rumah” sementara gue selama 2 bulan. Di Berau Coal gue melaksanakan kerja praktek yang sumpeh-gak-kuat-gue-kalo-harus-kerja-kayak-begini: berangkat jam 7 pagi, sampe head office duduk anteng depan laptop sampe jam setengah 6 sore.

Sekarang gue bukan mau cerita gimana asem manisnya kerja di pertambangan. Gue mau ceritain Berau dari sisi lainnya, DERAWAN!!!!!!!!!!! Dan KAKABAAAAANNNNNN!!!!!!!!!!!.

Weekend kemaren, gue bersama 4 temen rantau seperjuangan yang pada lagi KP juga sama-sama mati kebosanan. Secara dadakan, muncul aja wacana mau ke derawan dan keliling pulau sekitarnya. Gak peduli lagi bulan puasa.

Walaupun derawan terhitung masih bagian dari kabupaten Berau, jangan dikira perjalanan kesana Cuma sejam dua jam dan sekali jalan sob. You know Kalimantan, beda kecamatan aja jaraknya kayak beda kota. Dari tanjung redeb (kantor berau coal, ibukota kabupaten berau) harus pesen travel ke tanjung batu yang memakan waktu 2 jam. Sampe tanjung batu, nyebrang lautan pake speed boat selama 30 menit. Baru sampe di pulau derawan. Kita ber5 nginep di losmen apung. Apa itu losmen apung? Semacem penginapan panggung berbahan baku kayu ulin yang mengapung di atas laut. Sekali tu kayu jebol, hanyut deh. Tapi asli indah alami banget. bahkan dari lantai kamar lo bisa ngeliat perairan di bawah lo karena kayunya dibuat renggang-renggang.

The "losmen apung"
FYI, mereka ber4 ini dari awal mau ke berau coal niatnya udah melenceng. Gue sih ga berniat vacation jadi gak ada persiapan perlengkapan liburan satupun. Nah mereka….mau ke Berau emang karena mau ke derawan -______-. Baju renang, sunblock, kacamata, kamera, kacamata renang lengkaaaap. Gue? bawa 1 koper isi buku sama 4 macam sepatu (“niat” kerja sekali ya). Mereka semua traveller pelanglang buana yang udah adventure ke alam di kota mana-mana, makanya mereka pada niat banget buat menjelajah derawan dan kakaban. Gue? traveller amatiran yang gampang capek dan gamau susah namun tak pantang menyerah, wkwkwkwkwk.

Speed Boat kapasitas 6-7 orang
Berhubung jiwanya bolang semua, sampe di derawan Cuma naro barang langsung cus buat berlayar ke pulau kakaban. Mau ke kakaban mesti pake speed boat lagi. menjelajah lautan lagi selama…..1,5 jam. Enggak recommended buat yang mabok laut sama takutan tenggelem kayak nyokap gue (seriously, nyokap naik perahu beratep dan gede ke gili meno istighfar sambil merem dan nahan muntah sepanjang jalan). 1,5 jam mengarungi lautan lepas pake speed boat kapasitas 6 orang tanpa atap tanpa life vest, bolang abis.

Pantai di pulau Kakaban
Pulau kakaban itu pulau kecil tak berpenghuni yang dikunjungi orang pure untuk berwisata *berenang bersama ubur-ubur*. Gak ada orang lain selain kita. Sepi dan “biru” banget karena belum komersil kayak gili trawangan atau pantai kuta. Satu pulau serasa milik ber5, whooooaaaah. Baru liat pantainya aja, yaampun transparan seksi gitu. Pantai terseksi yang pernah gue liat sejauh ini adalah Gili meno, dan seriously pantai disini jauh lebih seksi, awww.

LAGUNA UBUR-UBUR, CUTE BANGET KAN!
Kalo lo googling image kakaban, hal yang akan memenuhi layar computer adalah ubur-ubur. Ubur-ubur oren kecoklatan dan transparan. Begitu gue sampai di danaunya. Subhanallah, pemandangannya Subhanallah banget (ini belom nyelem, baru liat dari permukaan udah teriak-teriak kegirangan). Seperti melihat kolam gede dengan berjuta ubur-ubur. Apalagi ubur-uburnya bisa diajak renang bareng. Usut punya usut, katanya ubur-ubur disini adalah ubur-ubur yang terperangkap di air payau. Karena di laguna ini gak ada predator, sehingga si ubur-ubur berevolusi kemudian “kehilangan” alat sengatnya dan kemudian beranak-pinak sampai berjuta-juta. Di dunia, Cuma ada 2 alam bahari sejenis. Satu di kakaban, satu lagi di daerah samudera pasifik (terus harus berenang di samudera gitu? Haha). Dan katanya, yang di Kalimantan Timur ini adalah yang terbesar sehingga dinobatkan sebagai world heritage. Ngerasa beruntung banget bisa dikasih kesempatan yang “mahal” kayak gini, karena emang kalo mau kesini biayanya literally mahal. KAPAN LAGI COY? KE KAKABAN PAKE TIKET PESAWAT GRATIS.
kayak mainaaaaan!

Setelah “nyemplung” ke danaunya, mulailah sensasi-sensasi “kembali ke alam” beterbangan bersama ubur-ubur yang menari-nari. Agh, sekali lagi pemandangan yang mahal dan langka banget. Hehijauan, langit yang cerah, dan cuaca yang mendukung. Snorkeling diantara lautan ubur-ubur dan alga. Melihat kedalaman laguna dari balik kacamata snorkeling. Melompat yang tinggi kemudian pasrah jatuh dihempas gravitasi dalam air. Menyentuh ubur-ubur yang badannya serapuh jelly. Agh :”) tapi kelelep gara-gara belom bisa napas pake mulut.
Biruuuuu
Tidak cukup puas menyelam di danau, kami berlanjut snorkeling ke lautnya. Ini nih wisata bahari yang bener-bener seksi saking jernihnya. Beruntung dapet kamera underwater pinjeman yang bisa mengabadikan fenomena alam ini (pics=no hoax! :p). bahkan dari balik lensa kamera semuanya masih keliatan asri banget, kebayang gak kalo diliat dengan mata telanjang gimana?. Karang-karang, ikan-ikan, biota laut yang baru kali ini bisa gue liat dengan sangat jelas (sebagai benchmark=snorkeling di pantai-pantai jawa-bali Cuma bisa liat pasir larut di air laut doang). Bahkan kami berenang sampai ke bibir palung kedalaman lebih dari 100 m. dan berhubung gue adalah pecinta alam yang cupu, berenang-renang sampai ke tengah lautan dengan life vest (gue masih sayang nyawa coy), 4 orang lainnya berenang tanpa life vest ke tengah laut lepas. Gila gak, bolang abis kan bocah-bocahnya -.-


Menghabiskan tenaga untuk bermain air di kakaban, destinasi selanjutnya adalah pulau sangalaki. Pulaunya berpenduduk, tapi gak boleh nyalain listrik tiap malem, dan karena gak punya sumber air tawar (nah loh setres gak lu jadi penduduk situ?). air buat mandi minum cuci-cuci harus ngangkut dulu pake speed boat dari pulau derawan pake tangki-tangki air. “air tawar sudah berasa emas”, ujar seorang penduduk. Dan gak boleh nyalain listrik karena wilayah ini adalah area observasi penyu. Kalo nyalain listrik, penyunya kabur gak jadi beranak -.- (beranaknya kan malem-malem). Di pulau ini kami hanya ciplak-cipluk main air di pantai.

bayi pari
Sembari perjalanan pulang, kami mampir dulu ke hamparan pasir di tengah laut yang dinamakan “gosong”. Gosong ini hanya muncul ketika air laut surut. Beruntungnya, saat itu air sedang surut sehingga kami bisa mampir di hamparan pasir tengah laut seperti “manusia terdampar”. Dan disini gue bisa liat bayi-bayi ikan pari berenang-renang.

Kami tidak mampir di pulau maratua karena medannya bagus untuk diving, tidak untuk snorkeling. Mesti persiapan kuat nafas sama budget gede dulu ye kalo mau diving.

Setelah pulang kembali ke derawan di sore hari, kami keliling kampung, tapi ndak ada apa-apa.

yang pake life vest itu gue
Besoknya, kembali berwisata bahari di sekitar pulau derawan. Tadinya, gue gak berani ikut rombongan ke tengah laut. Tapi setelah “nyemplung”, tau-tau udah di tengah aja, permukaannya udah kayak di ujung dunia. Kembali mencuci mata dengan biota laut pulau derawan. Ada penyu umurnya 40 tahun gedeeee banget. bisa pegang bintang laut warna-warni yang kayak mainan. Kegesek-gesek karang yang bikin tangan kaki luka. Dan yang paling penting, di hari kedua main nyemplung-nyemplungan ini AKHIRNYA GUE BISA BERTAHAN NAFAS PAKE MULUT LEWAT ALAT SNORKELING. Tadinya, kalo di dalem air gue hanya bertahan beberapa detik sambil nahan nafas. Namun karena tidak berhenti mencoba, akhirnya gue berhasil melelepkan muka ke air dalam hitungan menit. Dengan bisa melelepkan muka berlama-lama, cuci matanya jadi lebih memuaskan, haha (tapi belom berani lepas life vest).

foto ini no filter. dasar lautnya keliatan!
Sebenernya sayang, sayaaaaaaanggggg banget udah jauh-jauh ke derawan, kakaban, tapi gak jago renang. Pengen banget kayak mereka-mereka yang berani nyelem di laut lepas tanpa takut kelelep. Life vest itu ganggu karena seolah menjadi hijab lo dengan alam yang mencoba bersahabat. Next time, gue mau lagi, mau banget menambah pengalaman gue dalam berwisata bahari (ngakunya orang bali kaaan, ngakunya anak pantai kaaan). Mungkin lain kali gue akan coba magang (biar tiket pesawatnya gratis) di daerah yang lebih jauh lagi, eksplor lebih dalam lagi, dan ngeblog yang lebih seru lagi! *anaknya sok-sok mobile banget gitu*. Tapi seriously, siapa sih di dunia ini yang gak suka travelling? Gak ada kan?. Kalo boleh menulis mimpi, gue pengen banget bisa honeymoon ke santorini ngeliat alam biru yang lebih seksi lagi (ye gak bud? Wqwqwqwq).

Pulangnya, mesti naik speed boat lagi. kedinginan diterpa angin laut karena lupa bawa jaket. Sepanjang perjalanan pulang merenung aja. By the way, gue baru berulang tahun yang ke…..20. ulang tahun yang jauh dari orang-orang terdekat. Tanpa hadiah, tanpa selebrasi :(. Yang akhirnya membuat gue menjadi merenung di tengah gemuruh ombak. Alhamdulillaaaaaah bisa dikasi kesempatan untuk menikmati ciptaan Allah yang super Subhanallah. Alhamdulillaaaaaaah dikasi nikmat sehat dan waktu luang. Alhamdulillaaaaaaaah punya orang tua yang masih mampu membiayai “kebutuhan liburan” (dan tiket pesawat pulang kampung berau-denpasar harga lebaran yang lebih dasyat daripada harga tiket pesawat ke Australia). 

Alhamdulillah 20 th and life’s good :)

Kalau dikasi kesempatan, mau sering-sering mengucap kagum menikmati ciptaan-Nya yang lebih Subhanallah lagi.



Dewata, Celebes, dan Borneo

on Tuesday, July 16, 2013
Saya selalu punya mimpi untuk keluar dari pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Tapi tidak ada alasan yang cukup kuat untuk benar-benar mewujudkannya. Tujuan utama dan yang paling memungkinkan sebenarnya pulau Sumatera, karena sudah lebih dari sekali saya dan teman-teman merencanakan mengadakan trip kesana. Apa daya hanya wacana. Sama sekali tidak pernah terpikir bahwa ternyata pulau yang menjadi destinasi penerbangan non-jawa bali nusra pertama saya adalah……….Sulawesi. Perjalanan saya ke luar pulau ini perlu pengorbanan juga. Berhubung saya akan ada di kota yang sangat jauh dan cukup terpencil selama 2 bulan ditambah lagi saya seorang perempuan, bawaan saya sangat banyak. Tidak disangka, ternyata bagasi saya mencapai 41 kg. Apa saja isinya? Seperangkat perlengkapan sandang, buku perkuliahan (yang sangat berat-berat) dan dokumen untuk keperluan kerja praktek, ditambah lagi….karena ibu saya adalah tipe orang yang “ngasi oleh-oleh jangan tanggung-tanggung” jadilah saya membawa 1 kerdus isi makanan khas bali. Dan saya cukup shock, untuk membawa itu semua dari Denpasar sampai Berau, saya harus membayar biaya kelebihan bagasi seharga tiket Denpasar-Jakarta pulang pergi. Pasrah. Karena bawaan saya terlalu ribet untuk di bongkar muat. Berdoa, semoga seluruh bawaan bisa sampai di Berau dengan selamat, karena beberapa kali mendengar cerita penumpang transit, barang bawaan mereka tidak sampai di tujuan.

Sebenarnya tidak bisa dikatakan saya benar-benar pergi ke Sulawesi. Karena sebenarnya, tujuan utama saya adalah Kalimantan. Dikarenakan tidak ada penerbangan non-stop Denpasar-Berau, jadi mau tidak mau saya harus transit dan pindah pesawat. Beruntungnya, penerbangan lanjutan yang paling pendek durasinya adalah dengan melalui transit di ujung pandang. Dan saya baru tahu ternyata Ujung Pandang adalah nama lama dari Makassar. Di Makassar saya hanya numpang duduk, di bandara sultan hasanuddin. Bandara ini bandara internasional jadi tentu sudah modern, 11:12 dengan terminal 3 (internasional) bandara Soekarno-Hatta.

Destinasi transit saya selanjutnya adalah bandara sepinggan di Balikpapan. Di perjalanan menuju Balikpapan, saya diapit dua bayi yang salah satunya menangis sepanjang 1 jam perjalanan ke Balikpapan. Bandara Sepinggan kurang lebih sama seperti bandara Ngurah Rai sebelum renovasi (bandara ngurah rai saat ini sedang direnovasi habis-habisan). Inilah kali pertamanya saya menginjakkan kaki di tanah Borneo. Pulau terbesar ke ? di dunia, tiba-tiba saya merasa menjadi orang Indonesia sungguhan. untuk pertama kalinya pula ada yang menyambut saya di bandara dengan papan panggil bertuliskan “Ms. Elza Surya Athory”. di bandara ini saya menghabiskan waktu 2 jam untuk duduk dan tidak berani kemana-mana karena takut tiba-tiba ada pengumuman untuk naik ke pesawat. Sampai pada akhirnya pesawat menuju destinasi terakhir saya, Berau (BEJ). Pesawatnya hanya berkapasitas 80 orang dengan guncangan dimana-mana, oopss.

Perjalanan saya hari itu cukup panjang karena harus menaiki 3 pesawat yang berbeda di pulau yang berbeda pula. Sesampainya di berau saya disambut dengan landscape ala Kalimantan, hutan. Hutan yang katanya banyak dibakar saja dari udara masih terlihat rimbun. Sesungguhnya saya masih amaze, tiba juga waktu dimana saya benar-benar melakukan perjalanan ini. Perjalanan yang merupakan pilihan saya sendiri, yang kata banyak orang saya terlalu rock and roll. Perjalanan yang pernah muncul dalam bentuk mimpi buruk. Perjalanan yang sering membuat budi bilang “elsa jangan ke berau”. Perjalanan yang membuat anak MB bilang “anak BD gimana?”. Perjalanan yang ditanyakan semua orang “lo sama siapa?” kemudian saya jawab “sendiri”. Jujur saja, saya sama sekali tidak memikirkan resiko dan konsekuensi apa yang akan saya hadapi. Saya berprinsip jika ada terlalu banyak pertimbangan, yang ada hanya jadi wacana, terkesan “ga mikir” bukan?.

Jadi, untuk diri saya sendiri, survive is a must. Berau bukan Tabanan, Depok, apalagi Jakarta. Yang setiap 2 km ada alfamart. Atau yang dimana-mana ada angkot. Atau yang sinyal telkomselnya H. Tapi ini tanah Borneo yang panas, tidak ada angkutan umum, tidak ada indomaret, tidak ada kenalan satu pun, susah mencari atm bca, antri spbu sampai jalan raya, dan sinyal axis SOS.


Jangan mengaku darah rantau kalau cemen! Jangan mengaku darah tasikmalaya-banyuwangi-tabanan-solo-tangerang-depok kalau 2 bulan saja kalah dengan 9 tahun hidup rantau! 

#marimenulismimpi

on Saturday, June 22, 2013
budi: elsa kamu liat scholarship berklee di tumblr gak? mimpiii....

els: bermimpilah yang banyak kayak elsa mau berlarian bareng merpati di central park new york

budi: yaaaah kalo aku ke berklee kamu larinya bukan di new york...tapi di boston     -_____- gapapa?

els: ya gakpapa ke new yorknya kalo weekend, terus belanja di soho

budi: elsa di boston ngapain? elsa di MIT aku di berklee

els: enggak, elsa gamau kuliah pusing. di boston ntar ada bom

budi: di massachusets sih

els: kalo weekend ke new york pokoknya wqwqwqwqwq.........

lesson learned: don't underrate

on Monday, June 17, 2013
Ini adalah kali pertamanya gue mengikuti kompetisi yang berhubungan dengan ilmu ke-Teknik Industri-an. Emang gatel banget udah 3 tahun gue kuliah di UI, di Teknik Industri tapi belom ngapa-ngapain. Jadi, secara tidak sengaja gue menemukan info kompetisi ini di twitter. Basicly, ini lomba manajemen proyek yang emang TI banget, bahkan di TI dibahas dalam satu mata kuliah mandiri: manajemen proyek (manpro). Seperti namanya, manpro membicarakan kebutuhan manajerial pra-proyek. Rangkaian awal kompetisinya adalah mengirimkan mini proposal yang bertema "Project Management for Eastern Indonesia Region Development".  Dari hasil brainstorming kami ber-4, diperoleh lah ide pembangunan proyek "Desa Wisata Minapolitan Garam di Nagekeo, NTT". Terima kasih buat mata kuliah simulasi industri yang membuka mata gue dan "memaksa" gue baca MP3EI (masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia" dan menginspirasi gue tema desa minapolitan ini. Nah setelah menganalisis fisibilitas pembangunan proyek desa minapolitan dari backround teknik industri, ilmu ekonomi, dan manajemen (yap kami ber-4 dari background yang berbeda-beda biar point of view nya ga monoton), kami kirim mini proposal itu. Alhamdulillah kelompok kami tembus 10 besar bersama teman-teman dari universitas lainnya.

Berangkat lah kami ke Yogyakarta dan kemudian disambut LO yang dimodusin salah satu dari kami ber-4 (BUKAN GUE). Well, hari pertama ini gue nervous parah. Presentasi dilakukan secara close. So, gue ga bisa benchmarking performa kelompok lain dan assuming kapabilitas juri. Kelompok kami juga sempet demot gara-gara dapet urutan 9, nunggunya sampe ngantuk-ngantuk. Berhubung gue adalah "tim hore" kelompok, jadilah gue first speaker yang mengajak para juri tepuk tangan dengan bernyanyi (like, seriously guys, gue tahu juri pasti udah lebih bosen dengerin orang-orang presentasi dari pagi sampe sore). Malemnya, ada gala dinner. Seriously guys (again) gue berasa kayak mau dinner kencan gitu wkwkwkwk padahal gue aja kagak pernah diajak dinner beratasnamakan kencan sama pacar gue yang gue dandan dandan sama pake baju bagus buat ke restoran gitu *salam sayang buat budi, wkwkwkwkwk*. Gatau kesambet apaan, pas acara bebas gue maju buat.................NYANYI duet sama anak itb. Seriously guys, biarpun cita-cita gue jadi vokalis stuck gara-gara gak dapet restu, gue udah cukup seneng kok karaoke di depan partisipan dan panitia *pengen pasang emot nangis bahagia*.

Besokannya, pergilah kita kita ke tourism village di jogja buat on the spot project managament case. Field case ini menuntut kita kreatif dan mikir cepet. Pasalnya sebelum sampe di venue, kita buta sama sekali mau dibawa kemana dan kayak apa keadaannya. Setelah brainstorming selama 2,5 jam, diperolehlah proyek pembangunan "Lintasan Dewi Peri" dengan unique value "customer's health experience" (soooo TI and sooo elsa). Intinya sih karena kita melihat desa wisata penting sari di kaliurang itu udah well-maintain, kita cuman mau added value buat developing tourism aja, so.......yang mau kita bikin adalah track sepeda dan jalan setapak refleksi di jalur tertentu. Selain unsur refreshing, unsur sehatnya juga dapet. As usual, gue adalah first speaker yang kembali membuka presentasi dengan yel-yel dan spik-spik macem "landscapenya yang indah, udaranya yang sejuk". Hari kedua ini gue enjoy banget dan lepas banget ngomongnya, mungkin karena faktor presentasi di alam terbuka jadi pikirannya lebih positif. Ngejawab (atau ngedebat?) pertanyaan juri pun jadi lebih lancar. Di hari kedua inilah kami mulai gak respek sama salah satu juri karena pertanyaan yang diajukan gak esensial banget terkesan hanya "formalitas" (gak usah dibahas lah ya pertanyaannya apa).

Di babak grand final (hamdalah masuk 5 besar), kami diberi materi baru dan masih harus mempersiapkan final presentation proyek utama kami. Kenapa yak, tiap kali ada event di hotel, waktu tidurnya pasti sedikit, padahal sayang banget tuh kasur empuk kamar dingin ga dipergunakan sebaik-baiknya (dih ga usah ikut lomba kalo mau numpang tidur di aston doang). Fyi aja, di hari terakhir ini kita ber-4-an cuma tidur 2 jam. Selesai rangkaian acara jam setengah 12, tidur, bangun lagi jam setengah 2 buat revisi-revisi.

Tidak seperti 2 sesi sebelumnya, final presentation akan dilakukan secara open. Di hari terakhir kami mendapat urutan the lucky number, presentasi di urutan terakhir. Setelah melihat tim-tim lain dari undip, itb, ugm, dan ui, jujur saja gue gak merasa jiper. Gue masih sangat yakin dengan performa kelompok gue. Berhubung teks presentasi udah hafal mati, kita jadi gak running lagi. and because we do have too much free time, kita malah running berkali-kali buat opening dan closing statement (baca: yel-yel). Kita sadar, kita presentator terakhir, gamau dong jadi tim yang biasa aja, we have to be memorable. Kalo dilihat grafik spiritnya, pasti makin siang makin jadi kurva negatif. Sialnya lagi, giliran kita presentasi, mac panitia ga bisa play prezi. Men udah mau keren-keren presentasi pake prezi tapi laptopnya cupu, zzzzzzz. Lama lah ngotak-ngatik teknis dulu, yaudah ide banget deh kita yel-yel dan minta tepuk tangan di depan juri, panitia, dan semua peserta (sekali seumur hidup gapapa lah yaaa). Selain final presentation, hari terakhir ini ada juga simulation game yang mengharuskan kita belajar materi yang namanya earned value analysis. Dan karena kemampuan spasial gue ummm.....lebih parah daripada anak TK, yah kemampuan engineering untuk membangun sebuah paper tower pun...........tidak usah dibahas lebih lanjut *bersyukur dulu ngelepas ftsl itb karena nyerah banget untuk urusan bangun-membangun infrastuktur/bangunan*

Oke kembali ke judul: don't underrate. Pada akhirnya, kelompok kami emang pulang tinggal nama. Sebelumnya kalo gue boleh sombong nih, setelah membanding-bandingkan performa kelompok kami dengan yang lainnya yaaa.....bisa laaah....3 besar.....bahkan juara 1 dilihat dari bobot materi dan presentasi yang gak "one man show" seperti kebanyakan kelompok. Tapi kenyataannya kita cuma bawa pulang plakat dan styrofoam bertuliskan "4th place" (yang akhirnya ditinggal di jogja wkwkwk). Sempet kesel juga dan mempertanyakan kompatibilitas juri karena pas dikasi liat transparasi nilainya, kok bisa ada hasil yang sangat timpang, satu juri ngasi kita peringkat 1, sedangkan satu juri yang lain ngasi peringkat 9. Kita emang gabisa ngejudge gitu aja, karena selama ini kita hidup di lingkungan dan dapet ilmu manajemen proyek di lingkungan akademisi, bukan ranah praktisi. Mungkin pelajaran untuk kompetisi selanjutnya, DON'T EVER UNDERRATE baik saingan, juri, atau mungkin penyelenggara. Disadari maupun tidak, background pendidikan (asal universitas) sedikit banyak mempengaruhi pembawaan diri kita dalam kompetisi. Nah pembawaan diri bisa berupa percaya diri atau jika tidak dapat dikelola dengan baik malah menjadi tinggi hati. Seriously guys, gue mengalaminya berkali-kali, baik di jenjang percaya diri sampai tinggi hati. Maka dari itu gue masih harus lebih sering lagi mengikuti acara semacam ini karena selain menambah kenalan sambil transfer wawasan dari universitas lain, juga untuk melatih manajemen rasa percaya diri to speak, to impress, to win.

So......sampai jumpa di kompetisi keilmuan selanjutnya!


Latar belakang

on Friday, May 24, 2013
Mahasiswa sebagai masyarakat berilmu memiliki peranan besar untuk turut membangun bangsa. Kehidupan mahasiswa sangat erat hubungannya dengan kegiatan pembelajaran dan kontribusinya untuk masyarakat. Kualitas suatu Negara terkadang diukur dari seberapa baik kualitas mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu mereka ke ranah masyarakat yang lebih luas. Edukasi apabila diiringi dengan kegiatan praktikal yang selaras, akan membawa manfaat besar bagi kehidupan sosial kemasyarakatan.

Universitas Indonesia, universitas yang secara resmi membawa nama Negara Republik Indonesia, memiliki tanggung jawab besar untuk menghasilkan calon pemimpin bangsa yang diharapkan mampu membangun negeri dan dapat bersaing secara global. Makara yang mengalirkan air melambangkan Universitas Indonesia sebagai sumber ilmu pengetahuan yang akan terus berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan zaman. Universitas Indonesia menjadi representatif institusi kelas dunia berbasis riset dan melakukan berbagai upaya untuk pencapaian pengembangan dan difusi pengetahuan. 

Thank you for reading my blog :)

on Saturday, April 27, 2013

Agus: “kak elsa, aku baca blog kak elsa” 
Gue: “hah serius?” 
Agus: “iya….seru banget deh kak, ceritanya ngalir” 
Gue: “emang lo baca yang mana?” 
Agus: “semuanya”

Dan percakapan berlanjut membahas tulisan-tulisan gue tentang MB dari mulai gue audisi TIMBC, menjadi bagian MBIC, sampe pasca TIMBC. ini kesekian kalinya orang bilang cerita gue di blog itu ngalir banget. gue cuma mau bilang………gue cerita pake hati :”). Gak disuruh siapa-siapa dan gak punya maksud apa-apa, gue anggap sebagai salah satu bentuk dokumentasi hidup gue. gue gak tau ada berapa gelintir orang pembaca setiap blog gue (emang ada?) atau berapa banyak orang gak sengaja nemu blog gue dan kemudian memutuskan untuk scroll-scroll (bahkan sampe ke tulisan ababil super galau jaman SMA) karena gue gak punya waktu untuk memantau statistik viewer blog gue (wkwkwkwk). Jadi ya, kalo emang ada sedikit banyak orang yg ikutan excited sama ceritanya hidup gue ini, gue jadi senang…….

Readers, thank you for reading my blog, it feels so good to be noticed and your compliment means a lot :”)

NYT personality quiz

on Friday, April 19, 2013
1. You are something of a traditionalist in your approach to life and you see the most beauty in classic forms and styles. A true socialite, you love a sense of the grandiose and your style reflects this strong elegance. When all is said and done, you are a bit of an intellect with a tendency to do a spot of soul searching from time to time.

Lively and confident, you're someone who likes to make a big impression. You understand that first impressions count and that you won't always get a second chance. You've got great taste and strive to be one step ahead of the crowd. Your passion for fashion means you've got a bit of a reputation amongst your friends for creating your own style. Keeping an eye on the trends, you know what suits you but while adopting the values of society in dress and taste, you are just as concerned with inward, spiritual beauty as with looks. 
why fashion? i'm not really into it
so, i redo the quiz
2. You have got a fresh, positive attitude to life that means you are naturally drawn to anything that is modern and original. Your cool sense of style and sharp mind allow you to maintain that perfect blend of work and play, which means you are generally a fun person to be around. You are an emotional spirit and you make really strong connections. Good friends and lots of laughs are the recipe for really happy days. And nights!
You're a fast-mover and feel energized about anything that gets your pulse racing! You're enthusiastic about life and an upbeat spirit who knows how to have fun and tends to value all which is fresh and new in the world. You tire quickly of old conventions and outdated ideas, wishing to experience new methods with youthful innocence and vigor. It's all about big thrills and exciting antics that take you out of your comfort zone. You want to feel connected to the world around you and actively seek out opportunities to get closer to nature. For you, it is all about broadening your horizons and living life to the fullest! 
love love love the statement :3
go check and try this
on Thursday, April 18, 2013

Aduh kasian banget kayak orang susah. Abis ditahan-tahan biasa deh langsung pecah pas udah sampe atas. Sendirian banget deh kasian. Gak ada yang lebih dari bau got. Kasian banget deh kasian. 3 bulan lagi keluar kota terus masalah buat orang?. Bosen sama bau got sekali kali cium batu bara sampe sekarat.

GGGG: Glory Glory Gossip Girl

on Tuesday, April 9, 2013
I recommend you watch this video to decide whether you start watch gossip girl or not





You’re nobody until you’re talked about  (Daniel Humphrey)
Wakey wakey bloggers! Setelah ter-influence Tyka Ramona dengan serial nagih berjudul Gossip Girl sekarang gue bingung gimana cara move on dari adiksinya sementara serialnya sendiri udah tamat.

Mungkin terdengar 2007 atau 2008-an banget kalo keracunan Gossip Girl. Waktu SMA dulu, jaman kelas 1 SMA, Gossip Girl sempat mewabah banget di kalangan temen-temen gue (waktu masih ditayangin di trans tv). Jujur aja waktu itu ya seperti yang pernah gue bahas disini, Gossip Girl itu ga lebih dari sinetron dengan outfit yang keren-keren dan sering dimuat di majalah fashion remaja (sumpah dulu semua majalah ngebahas outfit gossip girl, gak boong). Sementara gue sendiri, baru dikenalin Gossip Girl sama sobi gue, Mona, yang sedikit banyak meng-influence gue berbagai macam hal terutama film, di awal tahun 2012.

Lama kelamaan, nonton serial ini jadi rutinitas dan hobi. Dan untuk pertama kalinya dalam hidup gue……….GUE MENGKHATAMKAN SATU SERIAL PENUH, 6 season 121 episode tanpa skip. Bangga? Engga juga sih. Tapi men ternyata ada juga serial yang bisa bikin gue betah mantengin dari awal sampe akhir. Dari Blair Waldorf pake headband sampe pake tiara, dari Daniel Humphrey the lonely boy sampe jadi the most powerful. 6 tahun transformasi inside-out. And thank you, for making me fell in love with the city!

Kehidupan elitist society, spesifiknya Upper East Side, Manhattan. Sesuatu yang jauh banget dari hidupnya rakyat jelata macem gue. Penuh intrik, manipulasi, dan scheming. Apartemen dengan view Manhattan’s skylight. Bahkan loft di Brooklyn pun tetep lebih asik daripada kosan gue -,-. Sarapan pake waffle dan ngopi-ngopi. Debutante and the gala  where people really dressed. Super huge closet buat menampung outfit yang sophisticated. Harry Winston jewelery. Minions. Mingle with so-called people. Chuck-Blair dramatic love lives  Refreshing vacation yang kayaknya mau kemana aja gampang karena money is not really a matter.
Glamorous NY-type setting. It’s really matter for who’s never been in NY, or in USA. And that’s exactly the point why GG is a pleasure.

Sebenernya di sela sela rutinitas nonton GG, gue udah mencoba terbuka sama serial lain berharap bisa menemukan pelarian lain. Tapi, udah mencoba how I met your mother, once upon a time, glee, dan pretty little liars pun gagal adiksi. Karena GG inilah waktu luang banyak gue gunakan untuk nonton serial instead of nonton film dengan durasi 2 jam dan ujung-ujungnya gak kelar gara-gara keburu ngantuk di tengah-tengah. GG, dengan durasi 40 menit tiap episode berhasil bikin gue melek bahkan nangis-nangis.

Dan sekarang, gue sedang mencari rekomendasi serial dengan genre sejenis biar ga kesepian dan bisa sering-sering cuci mata sama fashion paradenya.

Gossip Girl has become not just a guilty pleasure but a lifestyle


Xoxo, e. waldorf (ngarep)