Why Paramore, Why Hayley Williams

on Thursday, September 5, 2013

Hayley Williams, the frontwoman of pop-punk band Paramore, yang selalu jadi role model sekaligus obsesi yang gak kesampean. Kalo gue bisa milih profesi, gue dengan gampangnya akan bilang….jadi vokalis band. Kenapa? kapan-kapan gue akan bahas di satu thread sendiri lah biar bisa ngomong panjang lebar suka-suka gue.

Gue, dulu (sampe sekarang apa ya) penganut aliran musik pop-punk yang beatnya kenceng dengan karakter vocal kuat cenderung screamo. Paramore dengan Hayley Williams-nya punya karakter yang cocok banget sama selera gue hehe. She’s not afraid to scream. This girl can really sing.

Hayley commands attention. Selayaknya seorang vokalis, dia itu center of attention yang bisa banget bawa energi ke crowd. Sepertinya Hayley tidak pernah lelah -.-. Makanya, deksripsi yang tepat untuk setiap show paramore adalah: EXPLOSIVE.

Hayley Williams punya cosmetic line, yups, MAC edisi khusus Hayley Williams yang lekat dengan orange hair with some short and quirky new bangs. Warna orens itu melekat banget sama dia. Yang gue suka, Hayley itu……effortless emo. Gayanya freak-punk tapi tetep stylish. Walaupun ber”gaul” dengan rebel pop sound enggak lantas menjadikan dia gothic atau pure boyish, identitas Hayley Williams tetep di fun-childish yang match sama jenis musiknya. Sepertinya semua hal yang dia pake (terutama gaya rambutnya yang makin lama makin freak) like it was invented for her only, it couldn’t exist before Hayley Williams, dan gak akan cocok kalo ada orang lain yang mau niru-niru.

Salam,
Elza Hastings, Hayley Williams wannabe.
Parawhore since 2008.

elsa mau makan

on Monday, September 2, 2013
beberapa terakhir ini banyak tulisan random ya. alasannya.......gara-gara dianggurin sama pembimbing. mau revisi gak ada bahan karena belom dikoreksi. padahal saya mau cepet-cepet pulang pak.

kali ini objek browsing gue adalah.......makanan. by the way, selama gue di berau, rata-rata gue makan sehari sekali. dengan kata lain, cuma makan sekali, makan siang di kantor. sisanya, enggak makan gara-gara gak suka makan makanan yang ada di kosan, mau cari makan di luar gak ada kendaraan. emang bener kata ibu kalo gue "terlalu pilih-pilih makanan" makanya kurang lemak. tau deh nanti berat badannya tinggal berapa. saking disini gak pernah makan yang enak-enak gue mengidam-idamkan hal yang sepele...semacem kfc, pizza, sushi.

dan juga kepengen makan:
1. kepiting sama lobster di:

bandar djakarta

2. steak di:
holycow steak
3. new york fish n chips di:

fish & co

The purpose of life is to live it, to taste experience to the utmost, to reach out eagerly and without fear for newer and richer experience.
People grow through experience if they meet life honestly and courageously. This is how character is built.
thing i'm excited about: experience!

Mungkin gue bukan laras

Ada rumor, jadi anak MB itu urusan akademisnya bakal kacau. Gimana enggak? Latihan 5 kali seminggu tanpa mengenal minggu ujian bahkan bisa lebih dari 12 jam sehari. gak ada alasan izin telat apalagi gak dateng buat ngerjain tugas. Bahkan ada quote lebay “death is not an excuse for missing rehearsal”. Gue sendiri udah melewati masa-masa adaptasi dimana selesai kelas gue langsung berangkat latihan MB tanpa boci-boci sampe pulang-pulang pintu kosan di udah kunci bahkan jadi gak pulang ke kosan. Gue udah melewati masa-masa ada tugas akhir semester yang mengharuskan kumpul kelompok sering-sering tapi izin telat ga diizinin. Atau masa-masa banyak banget tugas dan harus ngerjain dini hari kemudian bangun lagi pagi-pagi buta. Bahkan berkali-kali ngumpulin tugas lewat dari deadline. Dan semua itu udah bukan jadi adaptasi lagi, tapi rutinitas. dan sampe sekarang Alhamdulillah masih survive aja.

Gue beberapa kali denger anak MB yang bilang “gue kalo di kampus diem tau”. Sama, gue juga. Mungkin karena frekuensi ketemu anak MB jauh lebih banyak dibanding sama temen kampus. Walaupun gue gak gitu mingle sama temen-temen kampus gue, gue punya orang-orang yang jadi zona nyaman gue. yang gue tanya-tanyain kalo ada tugas, yang gue tebeng-tebengin kerjaannya, sampe yang jadi pengajar kalo mau ujian. Hasilnya Alhamdulillah IPK gue gak jeblok laaah.

Gue menikmati saat-saat gue duduk di kelas, mendengarkan bahan ajar dosen gue sampe jokes-jokesnya. Gue ga pernah nyatet, mending mendengarkan dengan seksama. Toh nanti bahannya juga bakal dibagiin. Dengerin dosen yang bagi-bagi pengalaman sering banget bikin gue galau masa depan. Dengerin dosen yang nerangin aplikasi ilmu TI di realitas itu seru banget. Bikin gue pengen ngeblog untuk share ilmu itu sebanyak-banyaknya. Tapi jarang dilakuin, karena banyak prioritas lain haha….gue kan gak bercita-cita jadi penulis wkwkwk. Dan gue paling sebel ketika harusnya bisa dengerin dosen yang asik guenya malah ngantuk, makanya tiap pagi gue minum kopi.

Mungkin gue bukan laras. Iya, laras komandan pasukan yang juga temen sejurusan gue di teknik industri. Laras yang mingle banget sama anak-anak TI dan bertanggung jawab besar megang anak-anak sepasukan di MB. Laras yang asisten dosen operation research. Laras yang asisten lab SEMS. Laras yang wakil kepala operasional Lomba Keilmuan Teknik Industri (LKTI) 2012. Laras yang sekertaris Teknik Cup. Laras yang Steering Comitte LKTI 2014 (bertanggung jawab sama materi lomba). Laras yang kerja praktek di Unilever lewat jalur ULIP. LARAS YANG HIGHEST GPA DI TEKNIK INDUSTRI 2010.

Gue jadi inget obrolan gue sama temen gue waktu lagi ekskursi ke Akebono:
A: “gue pengennya nanti ga kerja di pabrik atau perusahaan, bosen banget”
Els: “terus ngapain dong?”
A: “jadi konsultan”
Els: “KP di Accenture lah”
A: “susah banget masuknya. IPK aja minimal 3.8. itu sih laras doang yang bisa”
Atau overheard yang lain:
Laras: “aduh gimana nih…xxxxxxxx”
I: “lu sih sok-sokan, semuanya dikerjain”
Haha. Emang sih, laras itu semuanya dikerjain. Harus bagi-bagi 24 jamnya buat rapat teknis, latihan tambahan, kerjain tugas, hangout sama temen-temen gaulnya, dan lain-lain. Gue yakin banget CVnya penuh sama hal-hal yang keren, wkwkwk.

Sekali lagi, gue bukan laras, prestasi gue gak seheboh dia. Gue cuma mau nunjukin ada bukti konkrit orang yang bisa bagi kegiatannya. Ada seorang komandan pasukan yang gabisa ga dateng latihan tapi bisa jadi highest GPA di jurusannya. Begah juga sih gue dengerin orang yang ngeluh “aduh parah banget nih gue belom belajar” atau “gilaaa…tugas gue deadline” di jam-jam latihan. OK, manusiawi. Tapi mungkin kalo gue jadi laras ketika ada anak yang mau izin ga latihan karena mau belajar atau kerjain tugas gue akan bilang “gila lo, gue yang IPKnya setinggi langit aja bela-belain nyicil belajar sama kerjain tugas biar latihan ontime” wkwkwk. Tapi laras bukan tipe orang yang kayak gitu, dia humble dan gak pamer-pamer sama pencapaiannya. Emang sih “GPA is not everything, but it’s definitely something”. IPK sama sekali gak menjamin kesuksesan lo di masa depan. Tapi gue adalah orang yang percaya bahwa kebanyakan orang-orang yang IPKnya bagus selalu disertai dengan kemampuan teknis yang bagus.
Jadi inget percakapan seseorang:
A: “parah banget nih IP gue jeblok, bokap gue gak ngebolehin gue mb lagi”
B: “terus kalo lu udah ga MB, lu mau ngapain? Belajar terus biar nilai lu bagus?”
Well, gue gak yakin dia akan menghabiskan waktu luangnya untuk belajar. Yang ada setelah keluar dari MB lo akan super boring karena ngerasa waktu yang lo punya terlalu lowong (tergantung sih, tapi menurut beberapa sumber begitu).

Jadi, semuanya itu tergantung gimana kita semua menyiasatinya. Jangan jadikan MB sebagai penghalang akademis kalian, dan jangan jadikan akademis sebagai penghalang MB kalian.

Salam squad,

Elza Surya Athory. IKM aktif 2010. Pit cadets 2010, Bassdrum 2011-2013. 
and sorry to say................................