Treatment for the Brokenhearted

on Thursday, January 2, 2014

Break up is a lot easier when you have friends, activities, and money
Twit gue 3 bulan yang lalu. 3 bulan berlalu semenjak masa khawatir-jadi patah hati-sampe jadi I don’t give a damn anymore, nyatanya hidup gue masih gini-gini aja, ga sampe meratapi hidup tiap malam dan ngerasa pengen menyudahi hidup kayak dulu lagi wkwkwk. Dan terima kasih untuk orang-orang yang tidak menyadari adanya perubahan apapun dalam diri gue sampe heran kok gue masih bisa terlihat happy-happy.

Tapi memang apa yang gue twit 3 bulan yang lalu itu bener-bener dari hati banget, karena sebenarnya gue melakukan banyak treatment untuk menyenangkan diri sendiri dengan cara apapun sama siapapun haha.

1.       Share-“share”. Bisa dibilang orang yang paling berjasa sama pencapaian move on gue adalah rere dan talitha. Pihak netral yang ga tau apa-apa tapi memberikan solusi paling realistis dan objektif. Pihak yang “BIG NO NO” ketika semua orang menyarankan untuk cari win-win solution. Napak tilas yang terpercaya. Selalu bertanya perkembangan dan memastikan gue tidak melakukan hal-hal yang membuat gue terlihat lemah dan kalah. Orang yang memaksa gue melakukan SWOT analysis dan weighted value macem “apakah poin-poin lain yang dia berikan bisa menutupi poin kebahagiaan yang harusnya jadi poin terbesar dalam sebuah hubungan?” sampe “emangnya dia bisa beliin lo tiffany’s? bahkan “kalo gabisa ngasi kebahagiaan di dunia, bisa kasi kebahagiaan di akhirat ga?”. Orang yang mengarahkan gue untuk keluar dari jalur korban-korban cinta buta. Terima kasih untuk menyadarkan bahwa bukan hanya satu orang di dunia ini yang mau mengerti kita, tapi tergantung bagaimana kita memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengerti kita. I owe you a life, girls :”)
2.        Just share. Di bulan pertama, entah berapa juta orang yang mendengar keluh kesah rintihan hati serta spekulasi dari mulut gue sendiri. Ada yang menanyakan untuk apa gue kebanyakan ngomong toh tidak akan memberikan perubahan apa-apa. Jawabannya as simple as “biar puas aja” kok. Bicara itu salah satu pain release sih, bagi gue,  cerita menggebu-gebu sambil dibercandain itu obat banget. Dan ini ampuh, dibanding gue ngeblog galau dialog batin ya mending gue konferensi pers ga peduli siapa audiensnya kan? (seriously ngomongnya bukan konteks curhat, tapi story telling to all ladies and gentleman hahaha). Maaf-maaf aja kalo merusak citra, tapi ntah kenapa kayaknya I’m brilliant at influencing someone.
3.       Aktivitas yang pada saat itu benar-benar mengalihkan perhatian gue adalah pelantikan 38. Dengan segala rapat dan urusan yang bikin pusing (sampe-sampe membatalkan pulang kampung). Dan terima kasih sudah dikasi kesempatan ngerasain dibutuhin sama sejuta umat.
4.       Mureeee. I suddenly became a yes woman to everyone.  Dimintain tolong ngapain aja, diajak kemana aja. Daripada nganggur ya gue terima aja dikasi kerjaan. Ada acara apa aja gue datengin. Termasuk nimbrung dan nebeng makan sama siapapun abis pulang latihan mengatasnamakan “mingle” (yang biasanya agak apatis pulang berdua aja). Alhamdulillah orangnya gak ikutan nimbrung juga, biarlah apatis sendiri ngelatih-pulang-ngelatih-pulang :D
5.       Ikutan lomba-lombaan sama partner lomba, tapi ga ada yang lulus seleksi. Belum rezeki. Belum optimal juga usahanya sih.
6.       Tiap kali ada waktu kosong ke Wallstreet, mayan ngobrol sama bule. Untung metode belajarnya gak boring.
7.       Ngajakin orang untuk sleepover sebanyak-banyaknya. Gak lain gak bukan biar ga ada momen soliter di tengah malam yang berpotensi untuk menjadi waktu penggalauan. Untung kamar gue gede, bisa bawa ciwi-ciwi segerombolan buat sekedar nemenin bobo sambil tawa-tawa. Apes-apesnya ga ada yang bisa diajak sleepover, ngungsi ke kamar sebelah sambil kerjain tugas sampe ketiduran.
8.       Cumat-cumat. Aka cuci mata. Ada aja yang so clean so handsome so clear my vision. Tapi sayangnya kalau tidak berjodoh tidak ada jalannya. Niat mau pedekate malah ketumpahan tempe itu benar-benar terjadi, saudara.
9.       No kepo. Ignorance is bliss, maaan. Orang yang paling bahagia adalah orang yang gak tau apa-apa, believe me. Awalnya memang butuh “pemaksaan” untuk tidak mencari tahu. Tapi like chiqa said, tembok pun berbicara padamu, tanpa mencari tahu kamu akan tahu sendiri (dari manapun), yang lebih tidak diperlukan lagi adalah mencari pembenaran atas itu. Fyi, all of the alayness yang gue tahu itu cuma berdasarkan laporan, I don’t give a damn for the alayness lah. Gue tidak merasa butuh tahu apapun. Bahkan seringan gue roamingnya kalo lagi di cengin.
10.   Listen. Kedamaian ga cuma didapat dengan cara berbicara, tapi juga dengan mendengarkan. Seneng rasanya bisa jadi orang yang dimintai pendapat, diajak ngomong dari hati ke hati, mendengarkan kata-kata “ah lu jangan bilang siapa-siapa, belom ada yang tahu nih”. Seneng ada yang bilang “ah kenapa sih gue baru kenal sama lo sekarang”. Untuk yang bingung-bingung memainkan rolesnya, untuk yang tercabik-cabik karena tersingkir, untuk yang penasaran dengan cinta, dan untuk yang terjebak friendzone dari zaman MBIC sampai akhir proyek, terus berbagilah….karena masalah tidak cuma menghampirimu J. Dan terkhusus untuk orang jagoan yang harus mengalami masa-masa sulit yang dulunya didambakan akan berakhir bahagia, tapi ternyata ditikam di depan mata, i feel you…. Gue percaya time will heal, what doesn’t kill you make you stronger. Jangan menyiksa diri sendiri, at least ada gue kok yang mau diajakin sesampahan walaupun gabisa dimintain tolong kerjain skripsi lo :D.
11.   Ke Jogjakarta. Mencari kedamaian. Naik kereta ke luar kota sendirian, for the very first time. Jauh-jauh ke jogja buat karaoke sama soulmate paramore-avril 3 jam marathon lagu paramore sama avril doang. We’re doing like-a-hayley happy singing with “jump, jump, jump”, “1,2,3,4”,  sampe “helllooww new York”. Sumpah ga pernah karaokean se-all out waktu itu. Ditambah ketemu anak-anak Nozo Jog yang selalu welcome dan warm sama tamu. Tanpa direncanakan pas banget lagi ada teman dari negeri seberang yang juga lagi main ke jogja, dan pas banget sama ulang tahun Indi, temen sehati seband dulu. 1 hal lagi yang bikin hati damai adalah…..berbagi sama seorang teman lama, yang bercerita panjang lebar tentang masa lalu yang masih menghantuinya sampe sekarang, hampir 4 tahun men. Thank you guys, you didn’t take me anywhere but to talk to you was enough. it’s one of thing that money can’t buy: peace from friends-like-fams J. I feel like I always have a place to stay when the world don’t orbit around me, thank you, Nozo :”).
12.   Randomly ke bandung. Randomly ke terminal naik bis ke bandung hujan-hujan. Habis bersenang-senang sesorean, ceceritaan semalaman sampai pagi tentang banyak hal. Hah gak nyangka orang yang dulu sempet gue bilang “basi banget sih lo”, kemaren jadi temen ngobrol 13 jam.
13.   Ended up with shopping. Those who said money cant buy happiness don’t know where to shop, I mean it. New bag, new clothes, new watch, new jeans, makan enak-enak mulu. Sayangnya gajian hasil KP gue pas-pasan juga, wkwkwk.
14.   No nostalgia. This is not the right time to recall memories. Thinking that nostalgia is pathetic, even tragic. Don’t wanna hear a sad song. But maroon 5’s payphone is stupid love song made me sick hahaha jlazzz.
15.   Burgundy your hair, papaya your nail, cause YOLO. Biar apa? Biar seneng aja.
16.   Pinjem gitar. Setelah bertahun-tahun lamanya ga megang gitar karena alesan ga punya gitar dan ga sempet, akhirnya ngumpulin niat lagi buat belajar gitar. Tutorial gratisan di youtube berniat cover lagu-lagu “yang gue banget” tapi berakhir cover nyampah ketawa mampus bareng temen yang sama stressnya.
17.   Don’t cry. Period.
18.   No regret. Sebenernya gue bodo amat sih sama the rule of someone who cheat with you will cheat on you, so you have to be careful and prepare from the beginning. Yaudahlah, mayan juga buat jadi cerita drama di masa depan. Drama anak SMA…….jlazzzz. drama denial dan sok prinsipil, yuh……..
19.   Menyadari. Pertama, menyadari sebenarnya apa benefit utama yang bisa gue peroleh dari dia. Ada 1 yang paling utama tapi gak bisa gue share begitu aja disini karena terlalu busuk untuk diketahui banyak orang haha. Apakah sudah didapatkan? Sudah, apakah dengan perginya dia, benefit itu juga akan pergi? Enggak, so nothing to lose. Kedua, menyadari apa yang hilang beserta dengan hilangnya dia? Hmmm…..anter jemput? Ga seberapa karena punya motor sendiri. Duh cetek. Ada hal-hal yang lain yang mesti disadari tapi gabisa ditulis disini juga haha.
20.   Fake it till you make it. People, there aren’t any real strong people anywhere. Only people who can put on a good show of being strong. Bertindaklah seolah-olah, yang seolah-olah itu nantinya akan jadi kebiasaan. Believe me it’s not that easy to face "the problem’s face” every day, EVERY DAY. So fake it till you really make it and people admit that you have a good show.
21.   Berdoa. He’s The One who holds the cure for every kind of pain. Berdoa untuk diberikan hati yang ikhlas, hati yang lapang, dan dijauhkan dari rasa dendam. It really works, sooner or later. God is always here, never moved an inch. Ketika lo tahu ga ada yang bisa lo lakukan untuk memperbaiki apapun, atau takut kalau berbuat sesuatu malah memperburuk keadaan, berdoa saja. There was a time I became “kerok”, dipenuhi rasa benci dan balas dendam, tapi gue ga punya kuasa atas apa-apa. I learned to stay relax, (once again) don’t give a damn, take everything easily, and pray much. So, maybe this is the “tulus” phase. Be patience. What goes around will come back around.