Paska Kampus #2

on Wednesday, September 27, 2017
Okeh mari kita lanjutkan.....
Kalau gw throwback lagi ke masa-masa ge bekerja di company ke2 (namanya mindshare btw), kalo diinget-inget seru juga sih. Gw yang tadinya benar-benar lesu selama 10 bulan di cilegon, jadi menemukan "soul" gw kembali. Hal pertama yang membangkitkan gairah hidup gw tentu saja gw kembali "menemukan" same-age community di company ini. Agency itu emang tempat yang tepat buat anak muda menggali "kesibukan". Karena gawenya beneran sesibuk itu, sehingga yang bisa lo lihat memenuhi kantor ini adalah anak-anak muda yang doyan lembur. Well, mungkin gak "doyan" dari hati sih. Mostly karena emang kerjaanya banyak dan belum kelar, in some cases, lembur ya karena kantor masih rame aja.
Mungkin gw ceritain beberapa hal yang gw alami kali ya.....
1. Gw punya ketertarikan terhadap creative industry. Dan masuk ke advertising agency sudah cukup membayar rasa penasaran gw. Gw sama sekali tidak menyesal pernah ada di fase ini, karena gw gak kebayang kalo harus penasaran seumur hidup sama bidang ini.
2. Gw memahami kalau ternyata gw punya kebutuhan mendasar, yakni memegang kontrol atas apa yang gw kerjakan. Kehilangan "manager" ketika gw belum siap itu emang cukup menampar gw. Yah walaupun sebenarnya pada akhirnya cukup gw syukuri karena gw banyak belajar decision making dari sini.
3. Hal lain yang gw pahami, adalah gw tidak suka kecepatan bekerja gw terhambat oleh performa orang lain. Seperti yang gw bilang di posting sebelumnya, gw membiasakan diri memiliki attitude zero mistake. So far, selama gw bekerja, belum pernah ada yang mengeluhkan performa gw. Dan assesment dari orang-orang yang berhubungan langsung dengan gw pun mostly positif. Gw selalu berusaha untuk mengerjakan segala sesuatu dengan cepat dan tepat. Namun bekerja di suatu advertising agency itu tingkat integrasi antar pihaknya sangat tinggi, jadi bottleneck itu terjadi dimana-mana. In my cases, pending gak pernah ada di gw. Dan ini membuat gw cukup stress, karena bottleneck dari pihak lain ini yang mempengaruhi kecepatan gw bekerja. I can say, gw adalah tipe orang yang sangat terstruktur. Hal ini membuat gw gak fleksibel sih, hahaha gw bisa misuh-misuh sendiri kalo deadline pada ngaret.
4. Gw cukup detail-oriented. Pekerjaan gw sangat menuntut ini. Tapi lama-kelamaan gw lelah karena terlalu banyak ngurusin printilan. Ya bodoh-bodohannya gini deh, lo suka kebersihan tapi bukan berarti profesi yang paling suitable buat lo itu jadi cleaning service kan?
5. Kebutuhan gw akan apresiasi sangat tinggi. Dan ekspektasi gw akan apresiasi cukup tinggi. Ini mempengaruhi kepedulian gw terhadap pekerjaan. Behubung ini bukan perusahaan bapak gw, mau gw all out atau setengah-setengah, end resultnya (harshly, money) sama aja :D


Paska Kampus #1

on Tuesday, September 26, 2017
Okeh, enaknya dari mana ya?
Dari kerjaan kali ya?

Seselesainya gw S1 di TIUI, alhamdulillah gw gak ada jeda periode nganggur. Gw langsung dapet gawe sebagai Global Trainee (semacem MT program) di perusahaan multi national pipa drill oil bernama Tenaris. Dengan offering yang (lumayan) fantastis, gw gak berpikir 2 kali untuk terima jobnya. Pengalaman kerja gw benar-benar tepat sasaran, gw lulusan TIUI, dan pekerjaan gw pure office-engineer dan sangat relate dengan major gw. Walaupun begitu, challengenya sangat banyak.

Waktu gw kuliah, gw tidak pernah mengalami kesulitan yang berarti sehubungan dengan akademik. Semua kayaknya lempeng-lempeng aja. Pelajarannya juga gak susah-susah amat. Bisa lulus on time, dengan hasil yang cukup outstanding, walaupun dulu waktu gw banyak kemakan di UKM (unit kegiatan mahasiswa). Masuk ke dunia kerja, ternyata semua pelajaran gw kuliah itu matters gak matters. Banyak kejadian di dunia produksi yang gak semudah itu diselesaikan oleh teori. Sebenernya ilmu dasar yang paling penting yang (menurut orang sana) harusnya gw udah basically ngerti adalah pengetahuan soal material. Which, tingkat understanding gw adalah 0 besar :p dan gw harus belajar itu dari 0, dan (gw merasanya) direndahkan sana-sini karena bego banget jadi anak. Dan karena jadi anak bego itulah gw merasa bos gw cuman mempercayakan hal-hal administratif ke gw hahahaha. Dan gw terlalu mager untuk bekerja keras mempelajari segala hal, dan perkembangan gw cukup stagnan disana. Dan udahlah ketebak gw gak bisa bertahan lama. 10 bulan saja guys. Gw agak males cerita panjang-panjang karena gw udah pernah cerita di tumblr soal gejolak gw di periode ini, hahaha. Intinya satu hal penting yg bisa gw petik di periode pertama gw bekerja ini adalah bagaimana etos kerja di sebuah multi national company bekerja. and I am grateful for this experience.

Berlanjut sajalah kita ke fase selanjutnya. Ketika gw masih labil banget, yang merasa gak punya tanggung jawab terhadap kondisi finansial gw sendiri. Waktu itu gw bener-bener begah sama kerjaan gw yang sangat membosankan di cilegon sana. Akhirnya gw memutuskan untuk kerja di kantor yang memungkinkan gw untuk "have fun" sebanyak-banyaknya. Dengan kondisi penurunan gaji gw yang hampir 50%, gw memutuskan untuk pindah. Saat itu yg gw pikirin adalah gimana caranya gw bisa kembali berbahagia. Karena gw belum siap mental untuk mendedikasikan seluruh waktu dan raga gw untuk bekerja dan bekerja. Gw masih banyak penasaran terhadap experience-experience yang selama ini menyelimuti pikiran gw. Bekerja di sebuah media-related company, adalah hal yang dari dulu sangat gw inginkan. Ada begitu banyak hal juga sih yang gw pelajari disini. Again, soal etos kerja di multinational company. Nilai plus dari tempat kerja gw sebelumnya adalah gw dikasi kesempatan untuk bekerja dan berinteraksi dengan orang yg lebih banyak dan lebih luas lagi. Meskipun terkadang sangat exhausted, karena weekend pun terkadang gw masih tetap harus bekerja. Dari sini pun gw banyak belajar soal time management dan problem solving. Bekerja di perusahaan ini pun banyak gejolaknya. Berbeda dari perusahaan yang sebelumnya dimana gw kerjanya "administratif" banget tp gaji fantastis, disini gw punya responsibility yang jauh lebih besar dengan gaji yang jauh lebih kecil hahaha. Level stress gw meningkat pesat ketika ada kebjiakan posisi manager di cut dari struktur organisasi. Means gw, seorang executive curut bertanggung jawab langsung terhadap group head dan client dan vendor. Again, semua ada positif dan negatifnya guys. Positif: 1. Gw lebih punya kontrol atas semua pekerjaan gw, 2. Interaksi gw terhadap semua pihak menjadi lebih intens, 3. Pekerjaan gw sangat banyak yang mengharuskan gw memiliki skill time management yang baik, 4. Mostly semua permasalahan harus gw tangani sendiri, yang secara paksa menuntut gw memiliki problem solving skill yang baik, 5. Karena tau akan konsekuensi yang akan gw tanggung sendiri, gw menjadi belajar untuk membiasakan diri dengan attitude zero mistake. Negatifnya: 1. Gw stress, hahahaha udah gak kehitung berapa juta air mata karena semua kegundah gulanaan hati kala itu.

Dan sampe sini tangan gw udah pegel banget..........

Kembali merasakan waktu

Dari terakhir kali gw ngepublish tulisan disini, rasanya udah lama banget.
2014-2017, 3 tahun berlalu dan sangat amat banyak yang terjadi.
It's funny how life can be so surprising.

Jadi, tiba-tiba apakah membuat desire gw untuk menulis kembali muncul?
I once heard quote yang bilang kalo cara terbaik untuk merasakan waktu adalah dengan menulis.
Kemarin-kemarin, gw merasakan hidup gw begitu hectic dan chaos, sampe-sampe gw kurang meresapi setiap detik yang gw miliki. Waktu gw untuk berkontemplasi pun lama kelamaan hilang. Waktu gw untuk mendokumentasikan perasaan pun makin hilang. Waktu kosong gw kebanyakan gw gunakan untuk hal-hal yang mungkin matters gak matters, penting gak penting. Kongkow-kongkow, scroll social media, nonton series, dan lain-lain.

Termasuk nonton video-video di youtube. Ada seorang youtuber yang ntah kenapa membuat gw ingin membangun kembali waktu-waktu berkontemplasi yang dulu sering gw lakukan sendiri. Satu statement dia yang begitu menohok "kalo lu mau ngelakuin sesuatu dan yang lu pikirin ada begitu banyak syarat yang harus lu penuhin, itu berarti lu gak merdeka" something like that lah. Dan begitu banyak kata-kata dia yang menohok, dan membuat gw berkaca pada diri gw sendiri, bagaimana selama ini gw mempergunakan waktu gw (yang seharusnya) produktif.

Let's say first thing gw akan memulai menulis (lagi) di blog ini. Gak terlalu peduliin bakal ada yang baca atau enggak. Karena goalsnya adalah membangun kembali waktu berkontemplasi. Mungkin gw akan mulai dari apa aja yang terjadi setelah gw selesai skripsi-an kemarin. (Since tulisan terakhir gw adalah soal "skripsi").

I welcome you to first chapter in the next post :)