It sometimes makes you need to spend a quality time with your friends

on Monday, June 13, 2011

2 hari yang lau setelah dateng ke ic pas wisudaan axivic, selanjutnya kondangan nikahan kakaknya aini. Malemnya, gue berempat dengan masing-masing inisialnya: J, E, F serta gue sendiri kongkow sambil makan-makan di bale kampoeng-kukel dalam rangka ditraktir sama E (dia baru ulang tahun 9 juni lalu).

Sambil malming, sambil makan, dan yang penting we had a quality time. Sebelumnya gue akan mendeskripsikan bagaiwana perawakan dan karakteristik mereka biar ada bayangan.
J
Temen satu atap gue dari SMP, SMA, dan akhirnya kita satu almamater: UI. Orangnya cukup good looking, ramah, dan cepet bergaul. Tapi sayangnya terkesan agak sok, hehe. Di forum malem ini  dia berperan sebagai yang paling dewasa (she’s almost 20th), yang paling experienced, dan yang paling bijak.
E
Begitupun dia temen gue selama (mungkin akan) 10 tahun dari SMP sampai kuliah. Malem ini perannya jadi mister galau yang abis putus sama pacarnya. Banyak cerita dan (em) mempuitisasi kisahnya sendiri. Cowo kerempeng kegenitan yang suka bercanda sok-sok mau cari pacar baru, tapi mengakui dirinya ‘i dont play, i give my all, i love deeply’.
F
Paling bladus dan ga terurus. Badannya besar, tapi hatinya kecil. Maksudnya kecil karena diantara kita berempat dialah yang paling ‘tidak berpengalaman’, Cuma cinta bertepuk sebelah tangan yang dia dapet. Menambah pengetahuannya dengan banyak bertanya.

Gue?
Mungkin jadi orang yang cukup bersimpati.


Gue punya hubungan yang intens dengan teman-teman gue semasa SMA (termasuk mereka-mereka). Ya ntah mereka-merekalah orang yang paling asyik diajak bicara dan ketawa bareng. Malem ini walaupun ga menghabiskan waktu yang terlalu lama, tapi gue merasa 1,5 jam itu berkualitas banget. ngobrolin banyak hal dimana gue bisa berkontribusi banyak di forum. Obrolan itu termasuk sesi curhat.

Dimana kita membicarakan sebuah hubungan yang tidak sehat. Ketika diri-sendiri tidak lagi seutuhnya. Dan, sesungguhnya apa yang gue rasakan di masa lalu adalah hal yang mendekati itu. Seharusnya cinta tidak menggambarkan yang berlebihan, nantinya ia akan terbiasa terhadap yang berlebih. Gue ga bicara, karena nantinya hanya berakibat mempersalahkan masa lalu. Gue sadar di masa lalu gue lah yang berperan sebagai pencil, seseorang menjadi eraser-nya. Betapa tidak mandiri dan membosankannya cara kami dahulu, terutama gue yang terlalu tidak bijak. Ternyata dulu gue terlalu mengganggu waktu bebasnya, dan itu sangat annoying bagi para pria. Dan relationship is not just all about Saturday night and watching movie at cinema.

Walaupun terbilang sudah merasakan asam garam tapi gue masih belum bisa membahas masa lalu, mungkin terlalu apa yaa....menyakitkan atau ga ada gairah untuk menceritakannya.

Ah i miss my quality-time with friends so much. freely to share, and being a sympathetic friend. Ya, sometimes you need a quality time with your friends to talking and listening. Should i title this a ‘vent session’? haha, with no hura-hura. When you feel like this lonely, friends know how to deal with it.

Setelah itu kita malah membicarakan liburan. Menghabiskan waktu untuk bersantai, obrolan dengan humor gurih. Tercetuslah tempat-tempat seperti puncak (bosen), anyer, sampe BANGKA. Ah i really wanna do it with you guys...but for the next 2 years i cant do it because i have a responsibility that make me dont have longer time to spent holiday. And if they plan it by themselves without me, agrhrhrhr i’ll angry and jealousy,haha...

0 comments:

Post a Comment