MERANTAU

on Saturday, January 1, 2011

Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman

Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang

Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan

Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang


Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan

Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang


Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa

Anak panah jika tak tinggalkan busur tidak akan kena sasaran


Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam

Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang


Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang

Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa

Jika didalam hutan


Author : Imam Syafii

(Dikutip dari novel Negeri 5 Menara. By: Ahmad Fuadi)

copy-paste dari note-nya aini di facebook.


gue-lah si perantau, yang dari dulu udah jauh sama orang tua.

emang darah keluarga perantau, kedua orang tua gue pun sama-sama perantauan yang akhirya ketemu si pulau yang indah : BALI

awalnya merantau adalah keinginan orang tua gue, terutama bokap yang pengen anaknya mandiri alias ga manja

gue sadari, merantau adalah hal spesial yang mungkin banyak orang yang belom berpengalaman seperti gue.

dari smp, gue udah ditaro di boarding school di solo. mungkin banyak orang heran anak sekecil gue yg baru lulus SD udah ditaro di tempat yang jauh dari orang tua. gue tahu,bukan maksud orang tua gue ingin 'membuang gue', bahkan gue masih inget giman mellownya nyokap waktu pertama kali ngelepas gue. setiap orang tua pasti mengusahakan yang baik-baik untuk anaknya, walaupun pada akhirnya jalan itu akan ditentukan oleh si anak itu sendiri.

semasa SMA-pun gue pergi laebih jauh lagi, ke barat lagi di daerah tangerang-banten.

gue ga pernah menyesali ke-perantau-an gue, lama-lama pun gue terbiasa.gue punya banyak teman, gue punya sahabat, dan pengetahuan kedaerahan gue jadi lebih dibandingkan 'anak-anak rumahan'.

sekarang pun gue di depok, belom ada keinginan untuk pergi lebih jauh lagi, mungkin ke kuliah di singapura, atau jerman bahkan?

dan nyokap sepertinya belum merestui kalo gue pergi terlalu jauh.


walaupun terkadang gue menyesali keadaan gue yang jauh dari orang tua, dan bagaimana sulitnya itu, gue tetap bertahan di jalan ini.

oiya, gue jadi punya 'kebebasan' lebih karena situasi yang jauh dari orang tua. gue lebih menggali sendiri kedewasaan yang tumbuh seiring berjalannya waktu, tanpa orang tua disamping gue (tentu tetap dengan sokongan dari mereka).


gue tidak pernah menyesal menjadi dewasa dengan sendirinya, karena gue yakin pasti ada 'nilai plus' seperti kata bokap gue.

dan seperti nasihat imam syafi'i diatas;

Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman

Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang

0 comments:

Post a Comment