Indonesia dengan notabene sebagai negara berkembang masih membutuhkan banyak wirausahawan dengan jiwa entrepreneurship guna mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi. Sebagaiman teori yang mengatakan bahwa suatu negara dapat dikatakan baik ekonominya jika dua persen dari penduduknya adalah seorang wirausaha. Indonesia masih jauh ketinggalan dalam menyematkan semangat wirausaha di kalangan masyarakat. Faktanya hanya kurang dari 1% masyarakat yang menggeluti dunia kewirausahaan. Padahal wirausahawanlah yang diharapkan dapat menggerakkan serta memajukan roda perekonomian Indonesia. Maka tidak heran jika presiden SBY meminta dilakukannya reformasi pendidikan mengenai kewirausahaan di jenjang pendidikan terendah hingga tertinggi. Pendidikan kewirausahaan diharapkan mengubah paradigma masyarakat yang selama ini sekolah untuk lulus dengan nilai setinggi-tingginya kemudian mencari kerja berbekal ijazah menjadi masyarakat yang mandiri dan siap tempur dengan jiwa kewirusahaan yang matang.
Jumlah pengangguran walaupun lambat laun mengalami penurunan, jika kita lihat di lapangan pengangguran di usia produktif masih sangat tinggi. Faktor ini tentunya dapat membawa dampak negatif bagi stabilitas nasional karena pengangguran mengacu pada kriminalisme. Melihat keadaan Indonesia dengan jumlah penduduk yang begitu besar, sesungguhnya bisa diartikan negara ini memiliki potensi SDM yang berlimpah namun belum tergali potensinya. Dengan kenyataan yang timpang antara jumlah penduduk dan jumah wirausahawan dirasa ada yang salah dengan sistem atau pola berpikir. Masyarakat tidak mempunyai semangat kewirausaan disebabkan pola pikir yang tidak tepat, sebagian besar masyarakat Indonesia menganggap untuk memulai usaha harus memiliki modal dan bakat serta adanya ketakutan akan resiko bisnis gagal yang terlalu besar.
Jika keadaan seperti ini tidak diubah, bagaimana masyarakat dapat menghadapi tantangan pasar bebas yang akan sangat kompetitif?
Program kewirusahaan muda gagasan Mentri Koperasi dan UKM yang dilaksanakan di Indonesia dengan mengangkat seorang fresh graduate ke 6 wilayah yakni Bali, Sumatra Utara, Jawa Tengah, Jambi, Yogyakarta, dan DKI Jakarta merupakan solusi yang memberi efek positif bagi dunia wirausaha Indonesia. Kepada mereka diberikan sejumlah pelatihan kewirausahaan hingga modal usaha. Seorang sarjana muda diharapkan setelah lulus dari bangku sekolah untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru bukan terpaku pada mencari kerja.
Kita sebagai generasi muda bangsa yang mana adalah generasi penerus bangsa, semestinya tidak hanya stuck pada perolehan prestasi dan nilai akademis. Paradigma yang ada hendaklah diperbaiki untuk menjadi lulusan sarjana yang tidak hanya memajukan hidup sendiri namun juga hidup orang lain. Bibit jiwa wirausaha harus disematkan sejak dini, agar tidak kaget pada saat terjun di dunia kerja. Aral melintang pasti banyak ditemukan seiring jalan menuju sukses, mental-mental baja menghadapi kegagalan mesti dibangun. Dengan fokus, tekun, dan ulet maka insya Allah persoalan akan teratasi serta terbukanya jalan untuk maju. Negara tidak akan maju jika dipegang oleh pemuda yang loyo, malas, tidak punya ilmu, tidak produktif, dan tidak punya keahlian. Di zaman ini sangat dibutuhkan pemuda berjiwa kewirausahaan dengan profesionalitas tinggi di masing-masing bidangnya demi menghadapi arus globalisasi yang sudah merebak di dunia. Dengan jiwa kewirausahaan, pengangguran yang merupakan ancaman besar bagi keutuhan negara dapat diberantas. Untuk itu mari pemuda Indonesia, jadilah insan mandiri yang berdaya saing tinggi. Majukan diri sendiri, keluarga, orang lain hingga bangsa dan negara!
Memories
5 years ago
0 comments:
Post a Comment